Efektifitas bentonit sebagai bahan bantu koagulan pada tahap flokulasi dalam pengelolaan air bersih

Rendahnya tingkat kekeruhan air baku merupakan salah satu penyebab sulitnya terjadi flokulasi dari partikel-partikel koloid dengan koagulan seperti A1₂(SO₄)₃ (alum sulfat). Kondisi seperti ini sering dijumpai pada Perusahaan Air Minum (PAM) yang menggunakan bahan koagulan tersebut terutama pada musim kemarau dimana tingkat kekeruhan air baku kurang dari 15 NTU. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas bentonit sebagai alternatif bahan bantu koagulan dalam tahap koagulasi­ flokulasi pada sistem produksi air bersih. Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor dengan instalasi Kedung Halang yang memiliki kapasitas produksi 70 liter/detik. Proses koagulasi dan flokulasi dilakukan dengan penambahan bahan bantu koagulan bentonit (dosis antara O s/d 100 ppm) dan alum sulfat (dosis antara O s/d 50 ppm) dalam alat Jar Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kisaran kekeruhan awal air baku 10 NTU, dengan konsentrasi alum sulfat 30 ppm, penambahan bentonit pada konsentrasi 20 ppm memberikan tingkat efisiensi flokulasi pada menit ke 5 sebesar 61. 9 %. Sedangkan apabila konsentrasi bentonit dinaikkan menjadi 100 ppm, maka tingkat efisiensi flokulasi pada menit ke 5 adalah 81.6 %. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan partikel-partikel bentonit membantu terjadinya agregasi pertikel-partikel koloid dalam proses koagulasi-flokulasi. Adanya partikel-partikel dari bahan bantu koagulan bentonit akan meningkatkan frekuensi tumbukan yang memenuhi syarat untuk terjadinya koagulasi dan flokulasi.