Kajian bioavailabilitas, toksisitas, dan bioakumulasi logam berat pada sedimen DAS Cisadane

Gunawan, Pratama Yoga and Yoyok, Sudarso and Muhammad, Suhaemi Syawal and Hasmalina, Nasution (2003) Kajian bioavailabilitas, toksisitas, dan bioakumulasi logam berat pada sedimen DAS Cisadane. Technical Report. Pusat Penelitian Limnologi, Bogor.

[thumbnail of Monograph_Gunawan Pratama Yoga_2003.PDF]
Preview
Text
Monograph_Gunawan Pratama Yoga_2003.PDF - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Pencemaran logam berat di perairan air tawar dan daerah estuarin di kawasan Greater Jakarta, dapat berasal dari berbagai macam sumber. Pencemaran logam berat tersebut dapat menyebabkan efek toksik yang nyata pada biota air di perairan tersebut. Penentuan toksisitas sedimen dengan hanya mengukur kandungan total logam berat tersebut di sedimen tidaklah akurat, karena keberadaan logam berat di sedimen terdiri dari beberapa fraksi. Tidak semua fraksi logam berat yang ada di sedimen tersedia bagi biota air. Di samping itu perbedaan fraksi logam berat di sedimen juga menyebabkan perbedaan rute pemaparan logam berat tersebut terhadap biota air. Sasaran dari penelitian pada tahun pertama ini adalah diketahuinya toksisitas logam berat tersebut pada biota air serta diketahuinya tingkat toksisitas sedimen pada daerah yang tercemar logam berat. Pada penelitian ini ditentukan toksisitas akut dan kronis dari sedimen tersebut dengan menggunakan 2 metoda yang berbeda, yaitu metoda sedimen utuh, dan metoda air pori-pori sedimen. Dari basil penelitian diketahui bahwa Konsenterasi Merkuri di sedimen berkisar 1.077,9 - 5.224,9 kali lipat dibanding dengan konsentrasi merkuri di air. konsentrasi merkuri di sedimen terendah terdapat di Citalahab hulu, yang merupakan hulu dari DAS Cisadane dan terdapat di Gunung Halimun, di mana belum ada aktivitas penambangan emas sama sekali. Sedangkan konsentrasi merkuri di sedimen tertinggi terdapat di Cisarua. Sedimen di Citalahab Hulu memiliki toksisitas terendah, >100% sedimen utuh dan 29,85% air pori pori sedimen, sedangkan toksisitas tertinggi terjadi di Cisarua yaitu, 69, 309% sedimen utuh dan 2, 779% air pori-pori sedimen. dengan semakin meningkatnya konsentrasi sedimen menyebabkan turunnya tingkat reproduksi Daphnia sp. Penurunan tingkat reproduksi yang ditandai dengan menurunnya jumlah anakan di hari ke sepuluh menunjukkan tingkat penurunan yang polynomial pada semua stasiun pengamatan. Nilai toksisitas kronis dari masing-masing stasiun, yang berturut-turut dari hulu sampai hilir adalah : 4%, 0.45%, 0.55%, 0.15%,dan 0.15% sedimen.

Item Type: Monograph (Technical Report)
Uncontrolled Keywords: Toksisitas akut, toksisitas kronis, Daphnia sp., porewater test, whole sediment test, merkuri
Subjects: Medicine & Biology > Toxicology
Materials Sciences > Nonferrous Metals & Alloys
Divisions: OR Kebumian dan Maritim > Limnologi_dan_Sumber_Daya_Air
Depositing User: Saepul Mulyana
Date Deposited: 18 Feb 2025 02:25
Last Modified: 18 Feb 2025 02:25
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/37353

Actions (login required)

View Item
View Item