Penyusunan model integritas biotik (multirnetrik) dengan menggunakan organisme bentik makroinvertebrata guna menentukan status kesehatan DAS Ciliwung

Yoyok, Sudarso and Gunawan, Pratama Yoga and Tri, Suryono and Apip, Apip and Ignasius, D.A. Sutapa and Supranoto, Supranoto and Bambang, Teguh Sudiyono (2002) Penyusunan model integritas biotik (multirnetrik) dengan menggunakan organisme bentik makroinvertebrata guna menentukan status kesehatan DAS Ciliwung. Technical Report. Pusat Penelitian Limnologi, Bogor.

[thumbnail of Monograph_Yoyok Sudarso_2002_2.PDF]
Preview
Text
Monograph_Yoyok Sudarso_2002_2.PDF - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Penilaian kualitas dan menejemen sumber daya air dengan menggunakan organisme bentik makroinvertebrata, akhir-akhir ini medapat perhatian yang besar khususnya bagi negara-negara maju seperti: Amerika, lnggris, Canada, dan Australia. Definisi dari organisme tersebut adalah organisme yang tidak mempunyai ruas tulang belakang dan hidup pada dasar perairan yang biasanya tertahan pada saringan yang berukuran 0,5 mm (standar USA no 30). Organisme tersebut mungkin berupa insekta air, siput (moluska), cacing, maupun berupa udang. Keberadaan organisme tersebut sangat penting artinya dalam ekosistem perairan karena berfungsi sebagai sumber pakan bagi ikan, pada siklus rantai makanan biasanya menduduki dalam tingkatan konsumen/ produktivitas sekunder, dan berperan dalam perombakan material organik. Tercatat mulai tahun 1909 penilaian organisme bentik macroinvertebrata pertama kali digunakan untuk mendeteksi polusi organik yang dikenal dengan "saprobien system"(Kolkwitz dan Marsson, 1909). Organisme tersebut mampu merefleksikan besarnya gangguan ekosistem perairan akibat adanya polusi yang disebabkan oleh bahan organik, logam berat, maupun pestisida (Reynoldson dan Metcalfe-Smith, 1992). Beberapa alasan penting tentang penggunaan hewan tersebut sebagai bioindikator kualitas air seperti yang disebutkan oleh Furse et al.(1987) adalah: 1) Keanekaragaman jenis dan kelimpahan spesies yang tinggi pada sebagian besar tipe habitat air tawar. 2) Tingkat mobilitas yang rendah jika dibandingkan dengan ikan. 3) Kemampuan merespon kondisi kualitas air secara terus menerus mulai dari tingkat seluler sampai struktur komunitras. 4) Beberapa spesies mempunyai waktu siklus hidup yang relatif panjang sehingga memudahkan dalam program monitoring. 5) Kemampuan untuk mengadakan penyebaran individu yang linggi dengan luasnya range kondisi geografis. 6). Beberapa spesies mampu bertindak sebagai akumulator dari pengaruh polutan yang toksik.7). Teknik sampling yang mudah dan murah untuk dikerjakan secara rutin.

Item Type: Monograph (Technical Report)
Uncontrolled Keywords: model integritas, biotik, makroinvertebrata, DAS Ciliwung
Subjects: Medicine & Biology > Cytology, Genetics, & Molecular Biology
Environmental Pollution & Control > Environmental Health & Safety
Divisions: OR Kebumian dan Maritim > Limnologi_dan_Sumber_Daya_Air
Depositing User: Saepul Mulyana
Date Deposited: 18 Feb 2025 02:25
Last Modified: 18 Feb 2025 02:25
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/37306

Actions (login required)

View Item
View Item