Komposisi dan kelimpahan phytoplankton Danau Maninjau

Sulastri, Sulastri (2002) Komposisi dan kelimpahan phytoplankton Danau Maninjau. Technical Report. Pusat Penelitian Limnologi, Bogor.

[thumbnail of Monograph_Sulastri_2002_2.PDF]
Preview
Text
Monograph_Sulastri_2002_2.PDF - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (4MB) | Preview

Abstract

Danau Maninjau merupakan Danau Tektono-vulkanik, terletak pada ketinggian 462 m diatas permulaan laut, dengan luas area (A,) 9.737.50 ha., kedalaman rata-rata (z) 105,5 m serta kedalaman maksimum (Z%#a.) 165 m (Fachrudin et al, 2002). Danau ini telah mengalami eutrofikasi yang ditandai oleh blooming fitoplankton jenis Microcystis aeruginosa pada tahun 2000. D. Maninjau telah dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik sejak tahun 1983. Selanjutnya pada tahun 1990 budidaya ikan dalam karamba jaring apung mulai dikembangkan dan puncak kegiatanini berkembang pada tahun 1996 . Kemudian pada tahun 1997, Microcystis aeruginosa diketahui blooming dan ratusan ton ikan mati (Syandri, 2000). Hasil pengamatan dilapangan pada tahun 2000, blooming Microcystis masih terjadi dan diketahui kandungan klorofil fitoplankton sebesar 62,970 mg/m. Kondisi eutrofik perairan yang dilaporkan oleh Markland dan Seller, 1986), diindikasikan dengan kandungan klorofil fitoplankton perairan berkisar antara 1 0- 100 mg/m 3• Munculnya blooming Microcystis dilaporkan karena ditutupnya saluran air keluar alami (Batang Antokan) dan memindahkan aliran keluar air Danau melalui intake guna pembangkit tenaga listrik. Perubahan aliran air keluar danau ini diduga berpengaruh terhadap purifikasi alamiah perairan danau. Study hidrologi melaporkan bahwa ditutupnya saluran air keluar alami (Batang Antokan) dan dikeluarkannya air danau melalui intake telah merubah aliran air yang keluar dari lapisan permukaan menjadi lapiasan kolom air 6 sampai 10 m (Fachrudin et. al. 2000). Problem eutrofikasi juga dilaporkan karena kegiatan budidaya ikan dalam karamba.jaring apung. Kegiatan karamba jaring apung diduga meningkatkan bahan organik seperti sisa pellet yang jatuh dan masuk keperairan. Masukan bahan organik ini akan meningkatkan kandungan nutrient dan memicu pertumbuhan alga biru hijau seperti Microcystis aeruginosa.

Item Type: Monograph (Technical Report)
Uncontrolled Keywords: Komposisi, kelimpahan, phytoplankton, Danau Maninjau
Subjects: Natural Resources & Earth Sciences > Limnology
Medicine & Biology > Pathology
Divisions: OR Kebumian dan Maritim > Limnologi_dan_Sumber_Daya_Air
Depositing User: Saepul Mulyana
Date Deposited: 18 Feb 2025 02:24
Last Modified: 18 Feb 2025 02:24
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/37259

Actions (login required)

View Item
View Item