Kajian bakteri heterotrofik dan escherechia coli pada pengolah limbah lahan basah buatan di Cililin - Jawa Barat

Di Indonesia pada saat ini masalah pencemaran lingkungan terutama pencemaran sungai, danau atau perairan umum lainnya oleh air limbah baik limbah industri, pertanian maupun limbah rumah tangga merupakan masalah yang sulit diatasi. Pada umumnya masyarakat membuang air limbah rumah tangga ke sungai yang menyebabkan kerusakan ekologl perairan. Sebagai contoh tingkat pencemaran air Sungai Citarum saat ini sudah mencapai 80100% di atas ambang batas. Penyebab utama pencemaran ini adalah limbah rumah tangga (40%), limbah industri (30%) dan sisanya limbah pertanian, peternakan atau limbah lainnya . Pada umumnya perumahan di Indonesia belum mempunyai instalasi pengolah air limbah yang memadai (Kurniadie, 1999) Sistem pengolah air limbah rumah tangga dengan menggunakan tumbuhan (Constructed wetland for wastewater treatment) telah banyak digunakan di berbagai negara seperti di Jerman, Amerika, Australia, lnggris, China, India, Chech, dan Egypt. Belum banyak laporan bahwa sistem ini telah digunakan di Indonesia.. Sistem ini sangat cocok untuk digunakan di daerah pinggiran kola atau pedesaan karena biayanya lebih murah serta tersedianya lahan yang berlimpah (Kurniadie, 1999 dan Aminah, 2003) Sistem pengolah limbah lahan basah buatan pada prinspinya merupakan sistem pengolahan limbah secara biologis, dimana pada sistem lahan basah buatan ini memanfaatkan kemampuan metabolisme tumbuhan air (tumbuhan yang dapat tumbuh pada lahan berair) dengan mikroorganisme yang hidup pada bagian akar dan batang tumbuhan yang terendam air.