Penilaian status pencemaran organik pada Situ Cikaret dengan menggunakan organisme bentik makroinvertebrata

Penggunaan organisme bentik makroinvertebrata telah lama digunakan dalam penilaian status pencemaran air. Tercatat mulai tahun 1909 sistem saprobien pertama kali dipergunakan dalam mengetahui status pencemaran organik pada sungai di negara Jerman oleh Kolkwitz dan Marsson, (1909). Pemilihan organisme tersebut sebagai indikator pencemaran didasarkan pada beberapa keuntungan seperti yang diungkapkan oleh Furse et al.(1987) adalah sebagai berikut: 1) Organisme tersebut hidup pada dasar perairan dengan daya mobilitas yang rendah, sehingga cocok digunakan dalam pemantauan kualitas air dan sedimen. 2) Kemampuan untuk hidup dan mengadakan respons yang luas dari berbagai macam kontaminasi bahan polutan pada ekosistem perairan maupun dari adanya stress dari adanya perubahan habitat. 3) Kemampuan untuk bereproduksi yang tinggi guna memastikan tingkat kestabilan populasi di lapangan. 4) beberapa jenis dari hewan tersebut mempunyai kemampuan akumulasi dari bahan polutan sehingga cocok untuk digunakan untuk penilaian tingkat bioavailabilitas polutan pada badan air. Adanya keuntungan tersebut diatas tujuan dari dilakukan studi kali ini adalah untuk mengetahui hubungan antara struktur komunitas organisme bentik makroinvertebrata dengan status/ tingkat polusi pada situ Cikaret dan melihat kemungkinan digunakannya organisme tersebut untuk dijadikan bioindikator pencemaran pada situ tersebut.