Tri, Suryono and Muhammad, Badjoeri (2001) Kemampuan lahan basah buatan dalam menurunkan populasi bakteri e-coli dan coliform dalam air limbah domestik. Technical Report. Pusat Penelitian Limnologi, Bogor.
Monograph_Tri Suryono_2001_1.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (1MB) | Preview
Abstract
Kebutuhan akan air bersih merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Air bersih adalah air yang bebas polusi, dimana air tiadak mengandung bahan-bahan asing tertentu yang melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan untuk keperluan tertentu, seperti untuk bahan baku air minum, kehidupan aquatik, pengairan dan kebutuhan pertanian serta industri (Fardiaz, 1992). Dewasa ini ketersediaan akan air bersih semakin terbatas akibat adanya pencemaran yang terjadi sebagai efek negatif dari aktivitas manusia dan industri, hal ini mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit akibat penggunaan air yang sudah tercemar tersebt seperti desentri, kolera typus dan penyakit kulit lainnya. Permasalahan tersebut untuk negara-negara yang maju tidak banyak dirasakan karena telah tersedia fasilitas penyediaan air bersih dan pengolah limbah yang modern, tetapi untuk negara berkembang hal itu belum bisa dilakukan dan merupakan beban yang harus dipikirkan jalan keluarnya. Pengolahan limbah dengan teknologi maju dan modern membutuhkan biaya investasi yang cukup tinggi sehingga masih banyak industri atau domestik yang tidak sanggup membangunnya. Untuk mengatasi hal tersebut sekarang cenderung dikembangkan sistem pengolahan secara alami dengan teknologi sederhana, tanpa peralatan mesin dan listrik, murah dan mudah dalam pengoperasian dengan memanfaatkan tanaman dan mikroorganisme untuk mendegradasi konsentrasi organik yang ada dalam air limbah, sistem tersebut adalah lahan basah buatan (constructed wetland). Tanaman pada sistem ini memiliki fungsi spesifik yaitu sebagai penyaring secara fisik, pensetabil pada zona akar, pengisolasi, pertukaran oksigen serta penyerap komponen zat pencemar yang ada dalam air limbah (Brix, 1997), sedangkan Comin et. Al (1997) menyebutkan sistem perakara pada zona akar dari tanaman yang hidup di wetland akan menurunkan terjadinya proses respirasi dalam kolom air, data menunjukkan bahwa antara O sampai 12 % nitrogen organik yang terlarut dalam air mengalami proses pemisahari dan penggunaan kembali (cycling) melalui proses denitrifikasi.
| Item Type: | Monograph (Technical Report) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Lahan basah buatan, limbah |
| Subjects: | Medicine & Biology > Microbiology Taksonomi BATAN > Daur Bahan Bakar Nuklir dan Bahan Maju > Limbah Radioaktif > Operasi dan Pemeliharaan Instalasi Limbah Radioaktif Taksonomi BATAN > Daur Bahan Bakar Nuklir dan Bahan Maju > Limbah Radioaktif > Operasi dan Pemeliharaan Instalasi Limbah Radioaktif |
| Divisions: | OR Kebumian dan Maritim > Limnologi_dan_Sumber_Daya_Air |
| Depositing User: | Saepul Mulyana |
| Date Deposited: | 18 Feb 2025 02:17 |
| Last Modified: | 18 Feb 2025 02:17 |
| URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/37073 |


