Kajian respon hidrologi terhadap perubahan land use dan situ di DAS Ciliwung (tahap awal)

Sungai yang mempunyai peran penting baik dalam penggelontoran kola maupun sumber air baku untuk air bersih bagi kola metropolitan Jakarta adalah sungai Ciliwung, tetapi sungai ini pula yang mengancam banjir ketika memasuki musim hujan, sering dikenal dengan banjir kiriman (Bogor). Hasil studi Siswoko, (1997) menunjukkan bahwa terjadi perubahan perilaku banjir sungai Ciliwung yang cukup serius selama kurun waktu 25 tahun terakhir. Debit banjir 100 tahunan sungai Ciliwung di Pintu Air Manggarai pad a tahun 1973 sebesar 370 m/dt, pada saat ini meningkat menjadi 570 m/dt yang berarti telah terjadi kenaikan sebesar 54 persen. Perubahan perilaku banjir ini berkaitan erat dengan perubahan fisik yang terjadi di daerah hulu dan diduga berhubungan pula dengan perubahan kapasitas situ. Daerah hulu DAS Ciliwung yang terbentang mulai lereng bagian utara gunung Pangrango, Gede dan Puncak, kemudian lereng selatan gunung Megamendung, lalu menyempit di daerah Gadog Ciawi, merupakan kawasan yang memegang peran penting dalam keseimbangan hidrologi sungai Ciliwung (Ade Suriadarma, dkk, 1989)