Analisis lingkungan sumberdaya air pemasok dan pola pengatusan banjir di Jakarta

Pasokan banjir di wilayah Jakarta menunjukkan adanya kenaikan sebesar 50% dari debit perhitungan pola induk 1973 dalam periode 25 tahun. Hal ini merupakan konsekuensi dari adanya perubahan penggunaan lahan dan kurangnya daerah resapan air. Kondisi demikian diperparah dengan kondisi sungai-sungai yang ada yang diandalkan dalam mengatuskan banjir ke laut. Kapasitas palung sungai-sungai yang ada saat ini masih jauh di bawah dari debit banjir yang diharapkan. Sungai Ciliwung saat ini kemampuannya hanya mampu mengatuskan banjir sekitar 100 m2/detik. Padahal debit banjir rencana menuntut kemampuan sungai mampu mengatuskan 570 m2/detik agar daerah di sekitarnya tidak terendam banjir. Artinya kemampuan yang ada saat ini hanya mampu mengatuskan sebesar 17,5% dari banjir yang ada. Demikian pula halnya dengan Kali Angke dan Kali Pesanggrahan yang hanya mampu mengatuskan 20,7%. Oleh karena itu diperlukan upaya penanggulangan banjir yang menyeluruh.