Kajian dampak pencemaran merkuri pada ekosistem perairan darat

Gunawan, Pratama Yoga and Yoyok, Sudarso and Tri, Suryono (2005) Kajian dampak pencemaran merkuri pada ekosistem perairan darat. Technical Report. Pusat Penelitian Limnologi, Bogor.

[thumbnail of Monograph_Gunawan_2005.PDF]
Preview
Text
Monograph_Gunawan_2005.PDF - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (5MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini adalah untuk mengetahui status pencemaran merkuri pada ekosistem perairan darat, serta untuk mengetahui potensi dampak pencemaran merkuri pada ekosistem perairan darat sedangkan sasaran dari penelitian ini adalah mengembangkan metoda untuk mendeteksi pencemaran merkuri di perairan darat. Dengan dapat dikembangkannya metoda pendeteksian pencemaran merkuri di perairan darat maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan ekosistem perairan darat yang tercemar oleh merkuri dengan lebih terarah dan akurat. Pada penelitian tahun ini struktur komunitas biota-biota air yang ada di DAS Cisadane akan diukur untuk mengetahui rantai makanan dan trophic level yang ada pada ekosistem perairan tersebut. Dari hasil penelitian yang didapat tahun ini diketahui bahwa : Berdasarkan indeks kimia Kirchoff, Seluruh lokasi pengamatan sudah tergolong tercemar ringan oleh limbah pertanian dan rumah tangga (domestik). Konsentrasi merkuri di air pada sungai Cimande, Cisarua, Curug Bitung, dan Lukut sudah menimbulkan efek toksisitas akut pada ikan, namun belum berdampak akut pada biota dasar perairan (invertebrata). Namun demikian konsentrasi merkuri di semua lokasi pengamatan sudah dapat menyebabkan toksisitas kronis baik pada ikan maupun invertebrata, serta sudah melewati kriteria kualitas air baik yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, maupun yang ditetapkan oleh Negara lain. Akumulasi merkuri di sedimen sungai yang tercemar mencapai lima kali lipat dibandingkan dengan konsentrasi merkuri di sedimen sungai yang tidak terdapat kegiatan penambangan emas tanpa ijin. Konsentrasi Merkuri di sedimen sungai Cisaat dan Cimande masih mendekati background concentration di S. Citalahab Hulu, sedangkan konsentrasi sedimen di S. Ciletuh sedikit di alas nilai background concentration. Berdasarkan 3 guidelines tentang baku mutu logam berat pada sedimen yang dikeluarkan oleh US-EPA Region V, Kementrian lingkungan Ontario Canada, dan Swedia (SEPA), maka konsentrasi merkuri di seluruh lokasi yang diamati sudah terpolusi berat. Dari enam lokasi yang diambil sampelnya, larva Eoophyla sp. Hanya didapatkan di empat lokasi saja yaitu Ciletuh, Cimande, Cisarua, dan Curug Bitung. Sedangkan di Cisaat tidak ditemui sedangkan di Lukut ukuran dan jumlah larva yang didapat tidak memadai untuk dianalisis. Bioakumulasi merkuri terendah didapatkan di S. Cimande, sedangkan bioakumulasi merkuri tertinggi ditemui di S. Cisarua. Dari jenis dan jumlah ikan serta crustacea yang tertangkap terlihat bahwa di Sungai Cimande terdapat lebih banyak jumlah dan jenis ikan yang tertangkap. Di Sungai Cikaniki sulit diperoleh ikan ataupun cruatacea. lkan beunteur (Puntius binotatus) dan Nemahchilus sp memiliki distribusi yang luas. Ikan Tilan atau Mastacembelus merupakan ikan pemakan organisme dasar atau omnivorous bottom feeder. Jenis ini mungkin yang dapat dijadikan untuk biomonitoring pencemaran logam merkuri, karena jenis ini selain pemekan detritus juga pemakan bentos seperti kepiting dan moluska.

Item Type: Monograph (Technical Report)
Uncontrolled Keywords: Merkuri, pencemaran, struktur komunitas, toksisitas, rantai makanan
Subjects: Environmental Pollution & Control
Environmental Pollution & Control > Water Pollution & Control
Divisions: OR Kebumian dan Maritim > Limnologi_dan_Sumber_Daya_Air
Depositing User: Saepul Mulyana
Date Deposited: 18 Feb 2025 02:11
Last Modified: 18 Feb 2025 02:11
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/36675

Actions (login required)

View Item
View Item