Makna asosiatif ‘kerat pepat’ dan ‘kerat siring’: Tradisi dapur dan tradisi sastra dalam kebudayaan Melayu

Hermandra, Hermandra and Abdul, Razak (2024) Makna asosiatif ‘kerat pepat’ dan ‘kerat siring’: Tradisi dapur dan tradisi sastra dalam kebudayaan Melayu. Gaung: Jurnal Ragam Budaya Gemilang, 2 (1): 1. pp. 1-10. ISSN 2985-945X

[thumbnail of 2985-945X_2_1_2024-1.pdf]
Preview
Text
2985-945X_2_1_2024-1.pdf - Published Version

Download (220kB) | Preview

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1) makna asosiatif kata ‘kerat pepat’ menurut perspektif tradisi dapur dan tradisi sastra dalam kebudayaan Melayu; 2) makna asosiatif kata ‘kerat siring’ menurut perspektif tradisi dapur dan tradisi sastra dalam kebudayaan Melayu. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode perpustakaan yang berlangsung di awal tahun 2024. Pedoman observasi dan kuesioner merupakan instrumen-instrumen dalam penelitian ini; setiap instrumen divalidasi oleh tim ekspet dengan sistem penilaian progresif. Untuk mengumpulkan data makna asosiatif didasarkan kepada tradisi sastra dalam kebudayaan Melayu yakni cerita rakyat dengan judul Sekatimono yang berisi tema tradisi dapur. Karenanya, dikumpulkan data cerita rakyat yang berjudul Sekatimono di dalam kumpulan cerita rakyat Sengkang Kera. Untuk memvalidasi hasil pengumpulan dan analisis data digunakan instrumen kuesioner. Instrumen bersifat tertutup yang menerapkan skala nilai 1-5 (merupakan penyederhanaan skala nilai 1-10) mengunakan sistem progresif. Hasil penelitian kata kerat pepatsecara konseptual adalah memotong yakni mengerat benda menjadi berukuran lebih pendek pada posisi 90 derajad; dalam cerita rakyat Sikamono disebut seorang ibu memiliki 100 anak; 99 anak normal dan seorang yang bungsu berwujud ular bernama Sekatimono. Sebelum pergi ke tempat mengais rezeki, orang tua mereka menyediakan lauk untuk semua anak yang pada saat waktu makan dapat dinikmati oleh anak-anak mereka. Lauk yakni seekor ikan yang dikerat pepat khusus untuk si bungsu yakni ular sedangkan ikan yang dikerat siring untuk 99 anak normal. Konsep makna ini melekat pada setiap komunitas Melayu sehingga mereka geli untuk makan setiap lauk-pauk yang dikerat pepat di rumah-rumah makan kekinian sebagai asosiasi bahwa lauk itu dipersiapkan untuk sang ular.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Makna asosiasi, Kerat pepat, Kerat siring, Tradisi dapur, Tradisi sastra, Kebudayaan Melayu, Literature, Influence (Literary, artistic, etc.), Language and culture, Association of ideas in literature, Anthropological linguistics
Subjects: Social and Political Sciences > Social Concerns
Language > Linguistics
Depositing User: Djaenudin djae Mohamad
Date Deposited: 29 Oct 2024 02:03
Last Modified: 29 Oct 2024 02:03
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/35728

Actions (login required)

View Item
View Item