Pemanfaatan sedimen KJA Danau Maninjau untuk memproduksi Chlorella sp.

Sedimen yang terbentuk sebagai akibat dari kegiatan keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau Sumatera Barat sudah mulai meresahkan, karena selain dapat meyebabkan pendangkalan juga akan mengurangi estetika, apabila terjadi ‘upwelling’/umbalan maka akan menyebakan keracunan pada ikan, yang telah terjadi pada tahun 2009,2010 dan 2011 dengan jumlah ikan yang mati mencapai ratusan ton dan kerugian sekian milyar. Setelah dilakukan analisis terhadap kandungan organik dan anorganik (posfat, nitrat, nitrit, protein, kalium dan kalsium) pada sedimen limbah KJA pada 4 lokasi yang ditetapkan secara purposive sampling yaitu Nagari Tanjung Alai, Nagari Muko-muko, Nagari Kubu Baru dan Nagari Tanjung Jati, ternyata sedimen tersebut mempunyai karakteristik dan konsentrasi yang berbeda dan memungkinkan pemanfaatannya sebagai pupuk dalam produksi pakan alami Chlorella sp. Pengaplikasian sedimen limbah KJA sebagai pupuk dalam peningkatan produksi pakan alami Chlorella sp telah dilakukan, dimana pupuk sedimen dari keempat lokasi berpengaruh terhadap pertumbuhan Chlorella sp. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pupuk sedimen limbah KJA di Nagari Muko-muko (dengan jumlah rata-rata puncak populasi mencapai 19.689 individu/L), hal ini dikarenakan lokasi ini merupakan muara dari semua aliran air Danau Maninjua yang diindikasikan mengandung unsur hara yang cukup tinggi.Dengan dapat dimanfaatkannya sedimen hasil buangan/limbah kegiatan KJA sebagai pupuk, maka masalah lingkungan perairan di Danau Maninjau dapat dipecahkan. Pengerukkan sebagai alternatif pemecahan masalah pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan telah diketahui pemanfaatannya lebih lanjut.