Analisis sedimentasi Danau Rawapening dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis

Danau Rawa Pening menjadi salah satu prioritas penanganan permasalahan lingkungan hidup terkait dengan tingginya sedimentasi, hal tersebut disebabkan karena tingginya erosi dari lahan di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Rawa Pening. Daerah Tangkapan Air Danau Rawapening dibagi menjadi 9 (sembilan) sub Daerah Aliran Sungai (sub DAS). Tujuan kajian adalah melakukan analisis sedimentasi Danau Rawa Pening dengan menggunakan teknologi Penginderaan Jauh (PJ) dan analisis erosi lahan pada wilayah DTA dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG). Citra satelit yang digunakan untuk analisis sedimentasi Danau Rawa Pening adalah citra satelit Landsat Thematic Mapper/TM tahun perekaman 1992, 2003, 2006, dan 2009. Peta erosi potensial skala 1:100.000 tahun 1987 digunakan untuk mendapatkan informasi erosi di DTA. Informasi penutupan/penggunaan lahan diperoleh dari peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 yang diperbaharui dengan citra satelit SPOT perekaman tahun 2006. Berdasarkan hasil analisis spektral citra landsat TM pada tubuh air di Danau Rawapening menunjukkan telah terjadi peningkatan nilai spektral pada kanal biru (0,52 µm– 0,60 µm) yang mengindikasikan adanya peningkatan sedimentasi (terutama dari Sub DAS Rengas dan Sub DAS Panjang). Berdasarkan peta erosi potensial, wilayah Sub DAS Panjang didominasi oleh tipe erosi potensial sedang (200 – 500 ton/ha/tahun) yaitu seluas 1991,26 ha dengan penutupan lahan dominan tegalan/lahan sayur seluas 1.706,15 ha. Di wilayah Sub DAS Rengas didominasi jenis erosi potensial sedang (200 – 500 ton/ha/tahun) yaitu seluas 1669,79 ha, didominasi oleh penutupan lahan tegalan/lahan sayur seluas 537,95 ha. Peningkatan sedimentasi di Danau Rawa Pening berasal dari erosi lahan di wilayah Sub DAS Rengas dan Panjang.