Nana, Haryanti and Pranatasari, Dyah Susanti (2014) Pencemaran ekosistem telaga di Kabupaten Gunungkidul dan upaya pemulihan kawasan. In: Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-I, Masyarakat Limnologi Indonesia, 3 Desember 2013, Cibinong.
Prosiding_2013_Nana Haryanti_406-416.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (87kB) | Preview
Abstract
Gunungkidul merupakan wilayah yang memiliki karakteristik khas baik struktur biofisik maupun sosial ekonomi masyarakatnya. Geomorfologi wilayah terdiri dari 3 satuan fisiografi yaitu perbukitan, basin dan perbukitan karst memungkinkan terbentuknya telaga dari banyaknya retakan, patahan serta cekungan. Makalah ini ditujukan untuk memaparkan pencemaran ekosistem telaga disebabkan aktivitas masyarakat dan upaya pemulihan kawasan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjelaskan kondisi pencemaran yang terjadi, ditinjau dari kualitas air telaga. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjelaskan berbagai aktivitas masyarakat yang menyebabkan terjadinya pencemaran, serta berbagai program pemerintah yang dibuat untuk menanggulangi masalah tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemanfaatan telaga oleh masyarakat seperti mandi, mencuci dan memandikan ternak, telah mempengaruhi kualitas air telaga. Dari beberapa sampel air telaga yang telah dianalisis oleh Kapedal Gunungkidul pada tahun 2012, diketahui kandungan total coliform berkisar 460-1.100/100 ml. Hal ini menyebabkan air telaga tersebut tidak layak untuk konsumsi sebagai air minum berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan air minum. Hal ini sangat disayangkan mengingat terdapat beberapa parameter lain yang memenuhi syarat baku mutu, seperti pH (6,98-7,23), NO3 (2,19- 6,93 mg/l), besi (0,016-0,018 mg/l), mangan (0,27-0,31mg/l), klorida (8-12 mg/l), nitrit (0,01-0,12 mg/l), sulfat (17,96-24,49mg/l), kesadahan (112-176 mg/l), dan TDS (208-400 mg/l). Kondisi tersebut, menunjukkan bahwa telaga di Gunungkidul sebenarnya sangat potensial sebagai sumber air bersih dan air minum, terutama pada musim kemarau. Penanganan masalah yang kurang tepat oleh pemerintah daerah seperti fokus pada kegiatan reboisasi, dan bukan perubahan perilaku masyarakat diduga menjadi salah satu penyebab pencemaran air telaga di Gunungkidul.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | restoration, pollution, human behavior, pond, limnology, Gunungkidul |
Subjects: | Natural Resources & Earth Sciences > Limnology Environmental Pollution & Control > Water Pollution & Control |
Depositing User: | Saepul Mulyana |
Date Deposited: | 18 Feb 2025 01:58 |
Last Modified: | 18 Feb 2025 01:58 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/34994 |