Kearifan lokal sebagai langkah awal konservasi sumberdaya perikanan (Sebuah pembelajaran dari Lubuk Larangan Sumatera Barat dan reservat perikanan Kalimantan Timur)

Kearifan lokal/tradisional dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya yang melibatkan pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungannya termasuk dengan makhluk hidup lain. Pendekatan holistik dalam pemikiran masyarakat tradisonal menumbuhkan norma-norma hidup yang selaras dengan alam dan lingkungannya sehingga timbul rasa kepedulian terhadap kelestarian alam dan seisinya. Dalam konteks konservasi nilai-nilai kearifan lokal memliki relevansi dan memiliki nilai kegunaan yang tinggi sehingga menjadi paradigma baru dalam sistem pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Bukti-bukti nyata dalam keberhasilan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berdasarkan kearifan lokal, dapat dijadikan sebagai langkah awal konservasi. Sebuah pembelajaran sistem lubuk larangan di Sumatera Barat dan reservat perikanan di Kalimantan Timur merupakan bukti nyata kepedulian masyarakat dalam upaya pengelolaan sumberdaya yang menjunjung tinggi azaz berkelanjutan. Bentuk-bentuk kearifan lokal lainnya perlu digali, dipertahankan dan dikembangkan sebagai alat atau cara untuk meningkatkan pembangunan dan upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.