Kondisi kualitas perairan Danau Maninjau pasca kematian massal ikan

Danau Maninjau sebagai danau besar yang ada di Sumatera Barat saat ini menjadi target danau prioritas nasional dalam hal penanganan pemulihan akibat kerusakan dan pencemaran. Semakin meningkatnya aktivitas antropogenik maka beban pencemar yang masuk ke badan air Danau Maninjau semakin meningkat, mengakibatkan kondisi Danau Maninjau semakin memprihatinkan. Periode pertengahan tahun 2016 sampai awal tahun 2017 telah terjadi kematian ikan secara massal diseluruh Danau Maninjau. Frekuensi kematian ikan tahun 2016 tercatat sebanyak 9 kejadian dengan total mencapai 4000 ton, dengan asumsi harga ikan Rp. 20.000,-/kg maka kerugian yang diderita pembudidaya ikan di Danau Maninjau sekitar Rp. 80.000.000.000,-. Hasil monitoring kualitas perairan Danau Maninjau yang dilakukan oleh Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau dari bulan Januari sampai dengan September 2017 menunjukkan konsentrasi oksigen terlarut pada permukaan sampai kedalaman 10 meter sangat fluktuatif berkisar antara 0,01 – 12,9 mg/L dengan rata-rata konsentrasi 3,1 mg/L. Konsentrasi oksigen terlarut dengan nilai diatas batas minimal yang ditentukan (4 mg/L) diperoleh mulai permukaan sampai kedalaman 3-4 m dan mulai kedalaman 5 m kondisi oksigen turun drastis mendekati 0 mg/L. Kondisi tersebut masih sangat riskan untuk kehidupan biota perairan khususnya ikan. Kondisi suhu dan pH masih dalam kisaran normal pada umumnya yaitu suhu 26,20 – 32,0 C dan pH berkisar antara 6,37 – 9,4.