Evaluasi fluktuasi tinggi muka air danau paparan banjir untuk antisipasi penerapan peraturan perundangan : studi kasus Danau Cascade Mahakam

Danau Cascade Mahakam Kalimantan Timur meliputi Danau Jempang, Danau Melintang dan Danau Semayang yang merupakan danau paparan banjir dicirikan oleh fluktuasi muka air danau yang dinamis. Analisis data tinggi muka air Stasiun Kotabangun selama 29 tahun terakhir menunjukkan kondisi terendah 3,06 m dpl (1997) dan tertinggi 14,54 m dpl (2007), sehingga saat kemarau air hanya pada alur-alur danau. Tetapi ketika musim penghujan perairan danau dapat menyatu dengan sungai Mahakam. Pada saat banjir 2007 luasan perairan ketiga Danau tersebut mencapai 201,8 ribu Ha, tetapi ketika kemarau hanya 37,7 ribu Ha. Hasil analisis frekuensi tinggi muka air maksimum dengan metode Gumbel Tipe I menunjukkan kejadian banjir 2007 mempunyai periode ulang 50 tahun. Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau, mengamanatkan bahwa garis sempadan danau adalah mengelilingi danau berjarak paling sedikit 50 meter dari tepi muka air tertinggi yang pernah terjadi (Pasal 12). Dan kegiatan yang boleh dilaksanakan pada sempadan hanya untuk : penelitian, pariwisata, olah raga dan atau aktivitas budaya dan keagamaan (Pasal 23). Bila mengacu tinggi muka air tertinggi sampai saat ini (14,54 m), maka berdasarkan analisis spasial peta topografi, peta administrasi pemerintahan dan interpertasi citra menunjukkan genangan air pada ketiga danau tersebut sampai mencakup 60 desa dengan penduduk 114.256 jiwa, di 8 kecamatan dan termasuk wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat. Hal ini memberikan gambaran implikasi yang luas, bila Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 diterapkan pada danau paparan banjir, sehingga diperlukan kehati-hatian dan pertimbangan kondisi sosial ekonomi serta keterlibatan unsur masyarakat setempat.