Analisis potensi objek wisata budaya Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis pada fase endemi Covid-19

Ramadani, Pardian (2023) Analisis potensi objek wisata budaya Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis pada fase endemi Covid-19. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ganesha, 1 (1): 2. pp. 13-21. ISSN 0216-1680

[thumbnail of 0216-1680_1_1_2023-2.pdf]
Preview
Text
0216-1680_1_1_2023-2.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi objek wisata budaya Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis pada fase endemic Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode survei dan wawancara. Optimalisasi pengelolaan objek wisata budaya Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis pada dasarnya bukan hanya ditinjau dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja, melainkan juga pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan wisata budaya Situ Lengkong Panjalu. Pada masa pandemi Covid-19, potensi itu dikarenakan terbatasnya aktivitas pengunjung. Kemudian setelah dinyatakan oleh WHO bahwa covid ini adalah endemi pengunjung mulai semakin ramai mengunjungi objek wisata Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis. Sekarang peningkatan potensi pengunjung jauh lebih tinggi dari sebelumnya, saat ini sudah mencapai 50-60 bus perbulan yang datang berkunjung. Pengelola Situ Lengkong sedang berupaya dalam pengelolaan dan pengembangan situ lengkong di antaranya: 1). Situ/danau situ lengkong; 2). Nusa Gede; 3). Nusa Pakel; 4). Komplek Pemakaman Nusa Gede; 5). Komplek Pemakaman Hujung Winangun; 6). Upacara Adat Nyangku; 7). Bumi Alit. Untuk tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang bergantung pada keberadaan situ lengkong Panjalu, pemerintah telah memberikan kesempatan kepada masyarakat diantaranya: 1). Masyarakat yang menjadi juru parkir, Hal tersebut berbeda jauh ketika pada hari-hari tertentu ketika situ lengkong Panjalu sedang musim ramai, penghasilan para juru parkir berkisar antara Rp.200.000- Rp.300.000 per hari; 2). Masyarakat yang menyewakan jasa perahu dengan tarif Rp. 200.000 per sekali sewa untuk 10-20 orang; 3). Masyarakat yang menyewakan jasa sepeda air berbagai bentuk dengan biaya sewa Rp50.000-Rp. 75.000 per sekali sewa untuk maksimal 2 orang; 4). Masyarakat sebagai pemandu wisata dimana Penghasilan para pemandu wisata tidak menentu dikarenakan para pengunjung tidak dipatok harga sebagai tarif untuk pemandu wisata budaya. Penghasilan mereka berkisar antara Rp. 100.000 - Rp150.000 per hari; 5). Masyarakat yang berjualan di area wisata diantaranya penjual makanan dan minuman, pakaian dan asesoris khas wilayah ciamis, tasik Malaya dan sekitarnya. Omset mereka berkisar Rp. 500.000 – Rp. 2.000.000 perhari.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Potensi objek wisata budaya, Kesejahteraan masyarakat, Endemi Covid-19, Tourist industry, Community welfare services, Endemics, Covid 19
Subjects: Problem Solving Information for State & Local Governments > Economic & Community Development
Urban & Regional Technology & Development > Recreation
Economics and Business
Economics and Business > Domestic Commerce, Marketing, & Economics
Depositing User: Djaenudin djae Mohamad
Date Deposited: 06 Mar 2024 02:09
Last Modified: 06 Mar 2024 02:09
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/33232

Actions (login required)

View Item
View Item