Tata pemerintahan masa lampau di pulau Bangka: Berbasis telaah manuskrip Tjarita Bangka

Sejarah pulau Bangka tak lepas dari sejarah kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Salah satunya tergambar dari tata pemerintahan dan birokrasi atas Bangka yang dipengaruhi oleh kekuasaan baik kerajaan maupun penguasa pada masanya . Pangkat seperti Depati, Batin, dan gelar seperti Abang dan Yang, adalah jejak pengaruh kerajaan Nusantara yang terdapat di pulau ini. Tak banyak sumber literasi yang mengungkap tentang data itu. Merujuk kepada beberapa naskah, catatan sejarah atas pulau Bangka dari penulis lokal baru dideteksi ada pada paruh abad ke 19 M. Tjarita Bangka, ditulis oleh Haji Idris di Mentok. Setelah itu tercatat beberapa tulisan baik lokal maupun penulis asing yang mengumpulkan data tentang Bangka. Berangkat dari situ, dibuat tulisan ini untuk mencoba menelusuri data bersumber dari manuskrip dan sumber literasi lain untuk memberikan gambaran tata pemerintahan di Bangka pada masa pengaruh kerajaan besar di Nusantara. Dari manuskrip dan sumber literasi tersebut, didapati gambaran bahwa pulau Bangka memiliki corak tata pemerintahan yang unik di masa lampau. Pemimpin di pulau ini secara umum adalah tokoh yang diangkat oleh penguasa yang berpengaruh atas Bangka, mulai dari era Madjapahit, Kesultanan Johor Minangkabau, Banten, Palembang Darussalam, hingga pemerintah kolonial. Tata pemerintahan/birokrasi, pangkat, dan gelar penguasa lokal memiliki pola dan keterkaitan yang khas atas pengaruh dan kepentingan kerajaan/kesultanan atau penguasa besar yang menguasai pulau Bangka.