Aulade, Ayu Amanullah and Novita, Sari Dewi and Wijayanti, Fuad (2023) Perbedaan efektivitas antara terapi relaksasi otot progresif dan terapi slow deep breathing terhadap tingkat kecemasan lansia di rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 10 (6). pp. 1-9. ISSN 2549-4864
2355-7583_10_6_2023-11.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.
Download (223kB) | Preview
Abstract
Perbedaan Efektivitas Antara Terapi Relaksasi Otot Progresif Dan Terapi Slow Deep Breathing Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia Di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang. Lansia merupakan salah satu kelompok atau populasi berisiko (population at risk) yang semakin meningkat jumlahnya. Batasan lanjut usia menurut UU Nomor 13 tahun 1998, adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Masalah psikososial yang paling banyak terjadi pada lansia seperti kesepian, perasaan sedih, depresi dan ansietas (kecemasan). Relaksasi otot progresif adalah suatu terapi yang berpusat pada otot agar menjadi relaks, metodenya dengan cara meregangkan otot dengan cara fokus pada ketenangan, seluruh otot anggota gerak pertama-tama dikontraksikan terlebih dahulu, lalu diikuti oleh relaksasi. Slow deep breathing merupakan salah satu bagian dari latihan relaksasi dengan teknik latihan pernapasan yang dilakukan secara sadar untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan keefektivitasan antara terapi relaksasi otot progresif dan terapi slow deep breathing terhadap tingkat kecemasan pada lansia. Jenis penelitian penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen semu (quasi experiment) dengan metode pretest dan postest (one group pre test and post test design). Responden sebanyak 49 lansia diolah dengan uji mann whitney dan wilconxon. Kuisioner kecemasan menggunakan kuisioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (SRAS). Analisis data dilakukan dengan uji beda berpasangan dengan uji paired t atau uji Wilcoxon. Uji beda tidak berpasangan dengan uji independent t atau mann whitney. Uji beda berpasangan didapatkan nilai selisih pre test dan post test relaksasi otot progresif p = <0,001 dan pada slow deep breathing p = <0,001 adalah signifikan (p < 0,05). Sedangkan pada uji beda tidak berpasangan antara terapi relaksasi otot progresif dan slow deep breathing didapatkan pada kecemasan pre, kecemasan post dan selisih kecemasan tidak signifikan (p < 0,05). dengan nilai p = 0,269. Kedua terapi tersebut memiliki tingkat keefektivitasan yang sama, keduanya tidak terdapat perbedaan yang signifikan sehingga terapi relaksasi otot progresif dan slow deep breathing sama-sama efektif dalam menangani kecemasan dan dapat menurunkan tingkat kecemasan.
Item Type: | Article |
---|---|
Additional Information: | Validated by Sri Wulan |
Uncontrolled Keywords: | Lansia, Kecemasan, Relaksasi Otot Progresif, Slow Deep Breathing, Aged women, Anxiety, Muscle contraction |
Subjects: | Health Resources Medicine & Biology Social and Political Sciences > Psychology |
Depositing User: | Putu Indra Widiartha |
Date Deposited: | 02 Nov 2023 08:37 |
Last Modified: | 02 Nov 2023 08:37 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/29147 |