Komparasi treatment planning pada kanker leher rahim menggunakan teknik 3DCRT dan IMRT

Kanker merupakan jenis penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Sekitar 50 persen pengobatan kanker di seluruh dunia dilakukan menggunakan radioterapi. Dalam pelaksanaannya, radioterapi meliputi beberapa tahapan yang salah satunya adalah treatment planning. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan dosis yang diterima oleh PTV dan OARs pada planning menggunakan teknik IMRT dan 3DCRT pada pasien kanker leher rahim. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah scanning menggunakan pesawat CT simulator, membuat deleniasi pada PTV dan organ sehat di sekitar tumor (OARs), dan membuat perencanaan menggunakan software treatment planning system. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada OARs, planning 3DCRT menghasilkan dosis sebesar 4000 cGy dengan mengenai 58,28% volume buli, dan dosis sebesar 5000 cGy dengan mengenai 17,76% volume rectum. Sedangkan planning IMRT, dosis sebesar 4000 cGy mengenai 31,50% volume buli, dan dosis sebesar 5000 cGy mengenai 12,29% volume rectum. Pada PTV, dosis yang dihasilkan planning 3DCRT dan IMRT sebesar 4750 cGy dan 4750 cGy, serta mengenai 95,18% dan 98.71% volume PTV, untuk masing-masingnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa planning menggunakan IMRT lebih baik daripada planning menggunakan 3DCRT pada kasus kanker leher rahim. Hal ini ditunjukkan oleh dosis yang melingkupi target tumor (PTV) dan penurunan dosis yang signifikan pada OARs.