Ismiarto, YD and Yoga, F and Luthfi, KAM and Mahyudin, Mahyudin and Fadli, S (2020) Analisis keberhasilan terapi konservatif ponseti terhadap faktor sosiodemografi pada pasien clubfoot. Syifa Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 10 (2): 4. pp. 107-116. ISSN 2087-233X
2087-233X_10_2_2020-4.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (438kB) | Preview
Abstract
Kaki pengkor atau clubfoot adalah salah satu kelainan kongenital pada kaki dalam ortopedi. Kelainan ini adalah kelainan yang terjadi sejak dalam rahim. Pengenalan dini dan tatalaksana kaki pengkor sangat penting di mana "golden period" untuk terapi adalah tiga minggu setelah kelahiran, karena pada usia kurang dari tiga minggu ligamen di kaki masih fleksibel sehingga masih dapat dimanipulasi. Perawatan konservatif dengan metode Ponseti dimulai pada saat pasien dilahirkan, dengan memanjangkan jaringan lunak yang memiliki kontraktur dan kemudian dipertahankan dengan serial casts selama 4-6 minggu dalam rangka perbaikan mulai dari koreksi Cavus, Adductus, Varus, dan Equinus (CAVE), cast diganti setiap minggu. Metode penelitian ini dilakukan secara retrospektif dari Januari 2010 hingga Januari 2015 dengan 110 pasien (174 kaki) yang menjalani perawatan rawat jalan dan dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Dari 110 pasien yang didapatkan: 58 pria, 52 wanita. Usia pada pengobatan / diagnosis pertama adalah yang termuda 2 hari dan yang tertua 12 tahun. Dari 110 pasien, semua pasien dirawat secara konservatif pada awal pengobatan. Dari data yang diperoleh, terapi konservatif dengan serial casting menunjukkan hasil yang baik pada sebagian besar pasien. Hasil yang buruk dimungkinkan karena keterlambatan pasien (usia> 1 tahun) ketika pertama kali datang. Terapi konservatif dengan metode Ponseti menunjukkan hasil yang baik pada sebagian besar pasien. Hasil yang buruk dikarenakan keterlambatan pasien (usia> 1 tahun) ketika mereka pertama kali datang, tipe syndromic dan rigid clubfoot adalah tipe yang paling umum dari kegagalan terapi konservatif. Sementara faktor genetik tidak berperan dalam keberhasilan terapi konservatif.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Konservatif, Clubfoot, Luaran, Foot--Abnormalities, Physical therapy, Abnormalities, Human, Orthopedics |
Subjects: | Medicine & Biology > Occupational Therapy, Physical Therapy, & Rehabilitation |
Depositing User: | Djaenudin djae Mohamad |
Date Deposited: | 05 Mar 2024 03:07 |
Last Modified: | 05 Mar 2024 03:07 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/26635 |