Derajat penetasan dan sintasan larva ikan Baung (Hemibagrus nemurus) dalam dua sistem penetasan berbeda

Vitas, Atmadi Prakoso and Jojo, Subagja and Deni, Radona and Anang, Hari Kristanto and Rudhy, Gustiano (2018) Derajat penetasan dan sintasan larva ikan Baung (Hemibagrus nemurus) dalam dua sistem penetasan berbeda. Limnotek : Perairan Darat Tropis di Indonesia, 25 (2): 2. pp. 58-64. ISSN 2549-8029

[thumbnail of 2549-8029_25-2_2018-2.pdf]
Preview
Text
2549-8029_25-2_2018-2.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (431kB) | Preview

Abstract

Salah satu komoditas ikan air tawar di Indonesia yang memiliki prospek untuk budi daya adalah ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Namun, teknologi budi daya ikan Baung masih perlu disempurnakan, khususnya perbenihannya untuk meningkatkan produktivitas ikan Baung. Salah satu-teknologi yang dapat dikembangkan adalah teknologi penetasan telur. Penelitian ini bertujuan untuk-mendapatkan derajat penetasan dan sintasan larva ikan Baung yang lebih tinggi melalui dua sistem-penetasan yang berbeda. Penelitian dilakukan di Instalasi Riset Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar,-Cijeruk, Bogor pada bulan Agustus 2017. Telur diperoleh dari induk ikan Baung generasi kedua hasil-domestikasi (bobot induk 443,3 ± 70,9 g, bobot pejantan 486,7 ± 83,3 g). Metode penetasan yang diuji-yaitu sistem baki (tray) dan corong (funnel) dengan masing-masing sistem terdiri dari empat ulangan. Parameter yang diamati adalah waktu penetasan, derajat penetasan, dan sintasan larva selama dua hari. Pengukuran kualitas air meliputi suhu, oksigen terlarut, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa-pada kisaran suhu yang sama, larva menetas pertama kali pada saat 34 jam setelah pembuahan dalam-sistem corong. Sementara itu, dalam sistem baki, larva pertama kali menetas pada saat 36 jam setelah-pembuahan. Derajat penetasan dalam sistem corong (65,79 ± 5,49%) lebih tinggi dibandingkan dalam-sistem baki (30,60 ± 1,91%) dengan P < 0,05. Sintasan larva ikan Baung selama dua hari tidak-berbeda nyata antarsistem penetasan (93,88 ± 1,89% dalam sistem baki, 94,75 ± 2,22% dalam sistem-corong). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sistem penetasan menggunakan-corong menghasilkan waktu penetasan telur dua jam lebih cepat dan derajat penetasan yang dua kali-lebih tinggi dengan sintasan larva yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan sistem baki.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Hemibagrus nemurus, derajat penetasan, sintasan, sistem corong, sistem baki
Subjects: Natural Resources & Earth Sciences > Limnology
Agriculture & Food > Fisheries & Aquaculture
Depositing User: Saepul Mulyana
Date Deposited: 17 Feb 2025 03:41
Last Modified: 17 Feb 2025 03:41
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/25819

Actions (login required)

View Item
View Item