Korelasi curah hujan dengan peningkatan kasus demam berdarah dengue di wilayah DKI Jakarta

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang endemis saat ini di kota- kota besar termasuk Jakarta. Lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kasus demam berdarah. Salah satu faktor lingkungan tersebut adalah curah hujan yang dapat menjadi prediktor variasi insidens kasus demam berdarah. Studi ini bertujuan untuk menilai hubungan antara curah hujan dengan peningkatan kasus demam berdarah di wilayah DKI Jakarta. Desain studi yang digunakan adalah desain studi ekologi. Data sekunder estimasi curah hujan willayah didapat dari Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) dan data kasus demam berdarah didapatkan berdasarkan laporan rumah sakit periode 2009 sampai 2014. Seluruh data tersebut dilihat korelasinya berdasarkan periode bulanan, mingguan dan harian. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan antara curah hujan dengan peningkatan kasus DBD. Pada periode bulanan, korelasi tertinggi ditemukan pada time lag ke 2 artinya pada skala bulanan, puncak DBD bisa diprediksi dari puncak hujan 2 bulan sebelumnya (r=0,55 dan P=0,000). Pada Periode mingguan, korelasi tertinggi ditemukan pada time lag ke 5 artinya sejalan dengan skala bulanan, puncak DBD bisa diprediksi dari puncak hujan 5 minggu sebelumnya (r=0,39 dan P= 0,000). Hasil yang serupa diperoleh pada periode harian korelasi tertinggi terdapat pada time lag 60 hari (r=0,17) yang menunjukan hasil yang sejalan dengan skala bulanan. Kesimpulan dari studi ini terdapat korelasi antara curah hujan dengan peningkatan kasus DBD. Korelasi tertinggi terdapat pada skala bulanan dengan time lag ke 2 dan hasil tersebut sejalan dengan skala mingguan dan skala harian.