Pelatihan Kader kesehatan tentang edukasi penggunaan kelambu dan pengobatan malaria pada masyarakat Arso Kota Kabupaten Keerom

Suriyani, Suriyani and Nasrah, Nasrah and Gentindatu, Sofietje J. and Waromi, Magdalena (2022) Pelatihan Kader kesehatan tentang edukasi penggunaan kelambu dan pengobatan malaria pada masyarakat Arso Kota Kabupaten Keerom. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1 (4): 3. pp. 497-512. ISSN 2830-6384

[thumbnail of Jurnal_Suriyani_Politekkes Kemenkes Jayapura_2022.pdf]
Preview
Text
Jurnal_Suriyani_Politekkes Kemenkes Jayapura_2022.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebakan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium. Parasit ini hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk betina yang terinfeksi plasmodium malaria (Harijanto, 2012).World Health Organization (WHO) melaporkan kejadian malaria cenderung meningkat dari tahun 2011 sebanyak 206.000.000 kasus dan tahun 2012 sebanyak 207.000.000 kasus. Data pasien yang meninggal karena kasus malaria tahun 2012 sebanyak 627.000 kasus. Wilayah Asia Tenggara salah satu wilayah yang memiliki angka kejadian malaria sebanyak 2,9 juta kasus yang terdiri dari tiga negara yang memiliki angka tertinggi adalah India (54%). Mnyamar(24%), dan Indonesia (22%) (World Malaria Report, 2017). Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2018, melaporkan prevalensi malaria yaitu 6%. Provinsi dengan prelevansi malaria tertinggi adalah Papua (28,6%), (23,3%) dan Papua Barat (19,4. Wilayah ini berada di Indonesia bagian timur yang memilliki banyak hutan dan rawa sehingga wilayah ini menjadi daerah yang paling endemis terhadap malaria (Riskesdas, 2018). Efektivitas kelambu berinsektisida yang dipercaya dapat menurunkan prevalensi malaria dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam penggunaannya, seperti cara memasang dan mencuci, disamping lama pemakaian. Perilaku masyarakat dapat berbeda di setiap wilayah sehubungan dengan budaya, kultur dan suku/etnis sebagai faktor predisposisi. Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat antimalaria.Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan jenis parasit penyebab malaria, tingkat keparahan, atau riwayat area geografis yang pernah ditinggali penderita. Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat meresepkan obat antimalaria sebagai pencegahan jika seseorang berencana bepergian atau tinggal di area yang banyak kasus malarianya. Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dengan memasang kelambu pada tempat tidur, menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan krim atau semprotan antinyamuk. Untuk menangani malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, organisasi kesehatan dunia (WHO) membuat suatu regimen kombinasi obat yang disebut dengan artemisin-based combination therapies (ACT). Obat ini diberikan setidaknya selama 3 hari pada penderita dewasa maupun anak-anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah mengajarkan kader kesehatan tentang pentingnya pengobatan malaria yang tepat dan mengajarkan penggunaan dan perawatan kelambu berinsektisida (LLINs), meliputi penerimaan, penggunaan, pencucian dan partisipasi dalam perawatan LLINs (pelestarian program).

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Malaria, Health workers, Health education
Subjects: Health Resources > Health Education & Manpower Training
Depositing User: - Aullya -
Date Deposited: 24 Jul 2024 08:20
Last Modified: 24 Jul 2024 08:20
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/24808

Actions (login required)

View Item
View Item