Analisis potensi air baku menggunakan model SWAT di Sungai Cipunagara untuk Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Indramayu dan Subang meningkat signifikan dari tahun 2010-2020. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kebutuhan air baku. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan air baku di Kabupaten Indramayu dan Subang dengan membandingkan ketersediaan air di Sungai Cipunagara dengan kebutuhan air disana. Analisis aliran sungai pada Sungai Cipunagara outlet Stasiun Kiarapayung dianalisis selama empat tahun, yaitu tahun 2012 hingga 2015. Pemodelan SWAT memerlukan data penggunaan lahan, sifat tanah, data klimatologi, dan data pengukuran debit. Terdapat empat langkah pembuatan model SWAT yang terdiri dari delineasi DAS, pembentukan HRU, simulasi model, kemudian proses kalibrasi dan validasi. Debit keluaran SWAT tersebut akan digunakan untuk menghitung ketersediaan air baku Sungai Cipunagara dengan debit andal sebesar 80%. Kemudian debitnya dibandingkan dengan kebutuhan air baku di Kabupaten Indramayu tahun 2032. Hasil analisis pemodelan SWAT pada DAS Cipunagara menunjukkan nilai korelasi (R) sebesar 0,65 dan Efisiensi Model Nash-Sutcliffe (NS) sebesar 0,40 yang berarti Model ini dapat diterima untuk memprediksi debit sungai. Hasil penghitungan debit andal menggunakan debit simulasi mempunyai nilai maksimum sebesar 79,584 m3/detik pada bulan Desember dan debit minimum sebesar 4,625 m3/detik pada bulan Oktober. Disimpulkan hasil tersebut memenuhi kebutuhan air baku di Kabupaten Indramayu pada tahun rencana 2032 dengan nilai debit sebesar 2.604 m3/detik.