Analisis penentuan kriteria lokasi perumahan KPR subsidi menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Kabupaten Batang merupakan lokasi yang strategis menyebabkan banyak investasi baru yang dibangun, salah satunya adalah Kawasan Industri Batang (BIP). Hal ini juga menimbulkan daya tarik bagi pembangunan daerah khususnya sektor perumahan untuk menjadi peluang usaha. Tingginya pertumbuhan perumahan di Kabupaten Batang dapat dijadikan peluang bisnis bagi para pengembang untuk melakukan pengembangan perumahan strategis di sekitar kawasan Batang Industrial Park (BIP). Pengembang perlu menetapkan beberapa kriteria untuk dijadikan pilihan pembangunan perumahan KPR subsidi di BIP. Penentuan kriteria konsumen dapat dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk membantu pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan nilai skoring (bobot) pada setiap kriteria. Kriteria dalam penelitian ini ada delapan, yaitu: harga jual (K1), jaringan jalan (K2), kemiringan lahan (K3), kerawanan bencana (K4), jaringan air (K5), fasilitas pendidikan (K6), fasilitas kesehatan. (K7), dan pusat perbelanjaan (K8). Dari hasil penilaian pada masing-masing kriteria menurut responden, kemudian dilakukan analisis tingkat/rating potensi untuk mengetahui minat masyarakat terhadap kriteria perumahan KPR subsidi. Hasil pengolahan data dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) diperoleh hasil urutan kriteria dari bobot tertinggi hingga terendah yaitu ciri kerawanan bencana (K4) dengan bobot 0,1578, kriteria jaringan air (K5 ) dengan bobot 0,1499, kriteria harga jual (K1) dengan bobot 0,1371, kriteria kemiringan (K3) dengan bobot 0,1348, kriteria jaringan jalan (K2) dengan bobot 0,1226, fitur sarana pendidikan (K6) dengan dengan bobot sebesar 0,1128, sarana rekreasi kesehatan (K7) dengan bobot sebesar 0,1091, dan pusat rekreasi dunia (K8) dengan bobot sebesar 0,0758.