Analisis peringkat kriteria untuk penentuan lokasi pembangunan perumahan KPR non subsidi menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Investasi jangka panjang tentunya membutuhkan lokasi lahan yang luas dan strategis. Di pesisir utara Pulau Jawa mempunyai wilayah yang luas dan cocok dijadikan lahan investasi jangka panjang. Kawasannya adalah Kabupaten Batang, khususnya di kawasan industri Batang Industrial Park (BIP). Adanya kebutuhan perumahan yang tinggi di kawasan BIP menjadi peluang bisnis para pengembang untuk melakukan pembangunan perumahan yang layak di sekitar kawasan BIP. Pengembang perlu menentukan beberapa titik lokasi yang akan dijadikan pilihan pembangunan perumahan di BIP dan perumahan seperti apa yang diinginkan. Untuk mendapatkan jawaban tersebut tentunya pengembang harus mengetahui kriteria seperti apa yang diminati oleh calon konsumen. kemudian nantinya akan dilakukan pemeringkatan untuk melihat pemeringkatan kriteria yang paling banyak peminatnya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kemudian dilakukan pengolahan data dengan metode Analytical Hierachy Process (AHP) untuk mengambil keputusan lokasi perumahan yang paling sesuai berdasarkan pemeringkatan kriteria responden konsumen menengah ke atas. Dengan tipe rumah KPR nonsubsidi. Hasil pemeringkatan kriteria umum yang menjadi kriteria utama responden perumahan KPR non subsidi di BIP adalah kriteria harga jual (K1). Calon konsumen perumahan KPR nonsubsidi lebih mengutamakan harga jual karena pola pikir calon pembeli yang hampir seluruhnya adalah masyarakat dengan status ekonomi menengah ke atas. Dimana cara berpikir mereka memandang perumahan ini sebagai aset investasi