Penyusunan peta kerentanan gempa di Berbah Kabupaten Sleman menggunakan metode Horizontal To Vertical Spectral Ratio(HVSR) berdasarkan pengukuran mikrotremordi lapangan

Salah satu bencana gempa besar yang mengguncang wilayah Indonesia adalah gempa 27 Mei 2006 DI Yogyakarta. Kapanewon Berbah merupakan wilayah dengan kerusakan dan korban jiwa terparah yang terjadi di Kabupaten Sleman akibat gempa Yogyakarta tahun 2006. Kerusakan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain magnitudo, kedalaman gempa, jarak ke hiposenter gempa. gempa bumi, lama getaran, kondisi tanah dan bangunan, serta kondisi geologi setempat dan karena Kapanewon Berbah dilewati sesar opak. Pengukuran data mikrotremor dilakukan di Kapanewon Berbah untuk mengetahui faktor parameter gempa seperti Amplifikasi Maksimum (Ag), Frekuensi Dominan (Fg), Periode Dominan (Tg), Indeks Kerentanan Gempa (Kg), dan Akselerasi Puncak Tanah (PGA). Penelitian ini dilakukan di 36 titik yang tersebar di kawasan Kapanewon Berbah dengan bantuan Sensor Seismik Digital Lunitek. Setelah pengumpulan data di lapangan, langkah selanjutnya adalah pengolahan data untuk mendapatkan parameter gempa yang diinginkan. Analisis yang digunakan dalam menghitung parameter tersebut adalah dengan menggunakan metode Empiris Kanai dan menggunakan acuan gempa Yogyakarta tahun 2006. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai Ag berkisar antara 1,621 – 15,810, nilai Fg berkisar antara 0,443 – 3,523, nilai Tg berkisar antara 0,284 – 2,259, nilai Kg berkisar antara 1,860 – 564,634, dan nilai PGA (gal) berkisar antara 290,049 –830,451.