Tanhindarto, Rindy Panca and Harsojo, Harsojo and Kadir, Idrus and Nasution, Indah Arastuti (2017) Laporan teknis 2016: Dokumen Teknis Radiasi untuk Pengawetan Bahan Pangan dan Karantina Produk Pertanian. Technical Report. PAIR-BATAN.
Rindy.PDF
Download (11MB) | Preview
Abstract
Aplikasi teknik iradiasi dapat digunakan untuk tujuan phytosanitary dan sanitary, Masalah utama yang timbul pada komoditas pangan segar, kering dan olahan adalah tingginya tingkat cemaran mikroorganisma, sedangkan untuk ekspor buah segar ke negara tujuan dan penggunaan bahan kimia seperti fumigasi sudah terbatas dan dikurangi. Jika komoditi pertanian baik pangan segar, kering maupun olahan yang telah di iradiasi pada kondisi tepat akan awet dan aman dikonsumsi tanpa mengalami perubahan nilai gizi dan cita rasa. Ada 4 kegiatan penelitian yaitu: pertama, telah dilakukan uji efikasi untuk mencari dosis lethal yaitu dosis radiasi yang menyebabkan kematian pada serangga. Dari pengamatan yang dilakukan telah diperoleh data yaitu dosis yang menyebabkan kematian pada kutu putih adalah pada dosis 1900 Gy untuk stadium dewasa. Dosis yang digunakan adalah 0, 250, 500, 750 dan 1000 Gy dengan 3 (tiga) tingkat kematangan. Pada dosis 750 Gy telah menyebabkan kulit manggis menjadi keras dan sulit dibuka sehingga tidak layak dikonsumsi. Dari analisa kimia, perlakuan radiasi tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada kadar glukosa, Vitamins C dan Total asam. Kedua, pengaruh iradiasi sifat fisiko-kimia rumput laut. Rumput laut kering dikemas dengan plastik Polietilen (PE) lalu divakum dan diiradiasi dengan iradiasi mesin berkas elektron (MBE) pada dosis 3 dan 5 kGy dan tanpa iradiasi sebagai kontrol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa iradiasi 3-5 kGy secara umum tidak mempengaruhi kadar air, pH, aktivitas air (Aw), protein dan lemak, komposisi asam amino dan asam lemak, asam amino dan SEM. Sedangkan kadar gula reduksi dan antioksidan rumput laut juga relatif stabil akibat iradiasi, meskipun ada kecendrungan antioksidan meningkat. Sedangkan kadar klorofil mengalami penurunan. Ketiga, penelitian aplikasi iradiasi gamma pada dosis radiasi sedang sampai tinggi (0, 3, 6, 9, 15, 20, 25,dan 30 kGy) dengan menggunakan laju dosis 3 - 5 kGy/jam dan proses radiasinya dilakukan pada suhu ruang menunjukkan bahwa pangan semi basah (nasi) belum memberikan hasil optimal dalam mempertahankan kualitas mutu higienisnya terhadap perubahan sifat organoleptik (aroma, rasa dan penampakan secara umum), baik dikemas dengan kertas dan alufo vakum, daun + plastik dan cup plastik, serta perlakuan variasi kemasan yaitu 1) kemasan cup nasi + kertas nasi;2) kemasan alu-foil dengan dikemas vakum; 3) kemasan alu-foil dengan dikemas non vakum; dan 4) kemasan alu-foil + kertas nasi dengan dikemas non vakum. Nasi iradiasi hanya mampu diperpanjang selama 8 hari. Keempat, Pengaruh iradiasi mikroflora pada pete (Parkia speciosa) menunjukkan bahwa iradiasi dosis 0,25 kGy dapat menurunkan jumlah bakteri aerob akan tetapi indikasi lainnya adalah pete menjadi kekuningan. Pete mengandung logam tembaga dan kadmium. Rumput laut yang diiradiasi sampai dengan dosis 3 kGy dan 5 kGy tidak mengubah mikronutrisi fungsional rumput laut. Iradiasi mampu mempertahankan kadar asam amino, antioksidan dan mikronutrisi lainnya, serta secara nyata pertumbuhan mikroba, hanya fenol cenderung menurun. Secara nyata pertumbuhan mikroba dapat dieliminasi 2-5 log cycle.
Item Type: | Monograph (Technical Report) |
---|---|
Subjects: | Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi > Bidang Pertanian Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi |
Divisions: | BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi IPTEK > BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi |
Depositing User: | Administrator Repository |
Date Deposited: | 24 May 2018 04:35 |
Last Modified: | 31 May 2022 04:36 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/2334 |