Pengembangan baja paduan tahan peluru melalui proses hot-forging terhadap morfologi dan sifat mekanik

Baja laterit adalah baja yang memiliki kandungan nikel hingga 2%. Kandungan nikel tersebut dapat menghasilkan baja dengan sifat unggul seperti: kekuatan tinggi, ketahanan korosi, dan sifat mampu las yang baik. Dengan sifat unggulnya baja laterit dibutuhkan dalam alat utama sistem senjata tantara nasional indonesia. Untuk mengetahui performa kerusakan material tahan peluru, Maka dilakukanlah penelitian terhadap baja laterit ini sebagai material armour yang tangguh dengan dilakukanlah penelitian berupa pengujian sifat mekanik (Uji Kekerasan, dan uji Impak) dan struktur mikro (Metalografi). Sampel dilakukan preparasi sesuai dengan standarisasi ASTM. Berdasarkan hasil uji kekerasan didapatkan nilai rata-rata sampel F dan T adalah 663.9 HVN dan 170.7 HVN. Material F memenuhi syarat dijadikannya material tahan balistik (armour) dikarenakan kekerasan yang didapat sesuai dengan klasifikasi dan dapat menahan penetrasi peluru dengan baik. Kemudian uji impak didapatkan nilai rata-rata sampel F dan T adalah 9 joule dan 148 joule. Untuk sampel F jenis patahannya yaitu patah getas berbentuk granular dan sampel T jenis patahannya yaitu patah ulet. Hasil metalografi, sampel F memiliki fasa yang terbetuk adalah lower bainite sebagai matriks dan martensite umumnya yang berbentuk seperti jarum halus. Kemudian sampel T memiliki fasa yang terbentuk adalah didominasi oleh ferrite dengan sifat yang lunak dan ulet. Serta perlite sebagai matriks dengan sifat cukup keras dan kuat.