Laporan Akhir. Program insentif peneliti dan perekayasa LIPI Tahun 2011. Dampak kegiatan antropogenik terhadap keragaman komunitas ikan di sungai Citarum

Triyanto, Triyanto (2011) Laporan Akhir. Program insentif peneliti dan perekayasa LIPI Tahun 2011. Dampak kegiatan antropogenik terhadap keragaman komunitas ikan di sungai Citarum. Technical Report. Pusat Penelitian Limnologi, 2011. (Unpublished)

[thumbnail of 2011_Laporan Akhir Dampak Kegiatan Antropogenik terhadap Keragaman Komunitas Ikan di Sungai Citarum_Juli.pdf]
Preview
Text
2011_Laporan Akhir Dampak Kegiatan Antropogenik terhadap Keragaman Komunitas Ikan di Sungai Citarum_Juli.pdf - Accepted Version

Download (122MB) | Preview

Abstract

Sungai Citarum mendapat beban masukan dari berbagai kegiatan antropogenik yang ada di sekitarnya. Kondisi perairan dan habitat sungai telah mengalami perubahan dan penurunan kualitas. Berbagai limbah industri, rumah tangga, dan perubahan aliran sungai serta dampak dari pembendungan sungai telah merubah struktur habitat bagi biota akuatik termasuk ikan. Faktor-faktor lingkungan yang mendukung kehidupan ikan serta fungsi ekologis yang terkait seperti dinamika rantai makanan dan proses biologi lainnya sudah tidak mendukung kehidupan berbagai jenis ikan. Sehingga pada akhimya telah merubah susunan struktur komunitas ikan yang hidup di dalamnya. Perubahan susunan komunitas ikan mulai dari penurunan populasi dan berkurangnya jenis-jenis ikan yang hidup di S. Citarum merupakan bagian dari dampak dari berbagai kegiatan antropogenik yang telah berpengaruh terhadap kehidapan ekosistem sungai seeara generaL Informasi tentang keragaman komunitas ikan di S. Citarum sendiri sang at terbatas dan hanya menjelaskan pada segmen tertentu dari ruas sungai. Hilangnya keanekaragaman ikan berkaitan erat dengan pergeseran dalam fungsi ekosistem yang timbul dari dampak interaktif degradasi habitat dan kegiatan antropogenik. Sedangkan keberlanjutan keragaman ikan adalah fungsi dari perbaikan habitat dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Penelitian dilakukan di tiga lokasi yang mewakili daerah hulu (Situ Cisanti dan sekitamya), tengah (mas sungai sebelum Waduk Saguling) dan hilir (KerawangBekasi) dari S. Citarum, Pengambilan sampel dilakukan selama dua kali pengambilan pada Juni-September 2011 dengan beberapa survei kondisi perikanan secara umum, disepanjang aliran Sungai Citarum. Pendataan komunitas ikan dilakukan dengan melakukan penangkapan seeara langsung dengan beberapa alat tangkap, seperti jala lempar, jaring insang ukuran 1,2,3,dan 4 inehi, aneo dan berdasarkan hasil tangkapan nelayan serta melalui teknik wawaneara kepada penduduk sekitar (pencari ikan). Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika (suhu, kedalaman, keeerahan, padatan terarut, dan keeepatan arus), kimia (pH, DO, TN, TP, N-N03, Bahan organik, BOD, COD dan N-N14). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kegiatan antropogenik terhadap perubahan kondisi kualitas air dan habitat sungai Citarum. Perubahan dan penurunan kualitas sungai nampak terlihat jelas pada bagian tengah, yaitu di daerah Soreang-Batujajar. Air sungai berwarna hitam pekat dan berbau dengan tumpukan sampah dari berbagai material organik maupun non organik. Terdapat limbah industri yang terlihat dibuang seeara sengaja pada mas sungai tersebut. Komunitas ikan yang diperoleh hanya pada bagian hulu di daerah Situ Cisanti dan di hilir di daerah kerawang, serta di perairan waduk yang terdapat di S. Citarum. Total jenis ikan yang masih dijumpai di seluruh segmen sungai berjumlah 38 jenis, 9 jenis diantaranya terdapat di bagian hulu (Situ Cisanti), dan 12 jenis di bagian hilir (daerah Kerawang), sedangkan di bagian perairan waduk terdapat 16 jenis. Jumlah jenis ikan yang masih terdata mungkin saja masih dapat bertambah mengingat keterbatasan teknik sampling dan masih banyaknya segmen-segmen sungai Citaum yang belum di teliti termasuk anak-anak sungai yang bermuara ke S. Citarum. Indeks keragaman (H') yang terbentuk dari komunitas ikan yan diperoleh berada pada nilai 1,599-1,642. Indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,719-0,916 dengan nilai indeks dominansi (C) berkisar antara 0,240-0,206. Struktur komunitas III yang ditunjukan oleh indeks-indeks tersebut menunjukkan masih berfungsinya sistem ekologis sungai yang memberikan peluang kepada sejumlah komunitas ikan untuk dapat hidup di wilayah-wilayah tertentu. Respon tumbuh ikan yang ditunjukan dengan nilai faktor kondisi menunjukkan situasi yang normal dari adaptasi ikan terhadap ketersediaan sumber pakan dan kondisi lingkungan. Nilai faktor kondisi ikan meningkat seiring dengan pertambahan ukuran panjang dan secara keseluruhan nilai faktor kondisi berada pada nilai > 1. Hasil analisis komponen utama (PCA) terhadap keragaman komunitas ikan di lokasi penelitian memperlihatkan adanya keterkaitan antara faktor lingkungan terhadap pembentukan keragaman komunitas ikan. Kandungan okigen terlarut dan faktor beban pencemar (COD, Bahan organik dan N-~) berkontribusi secara nyata terhadap keragaman komunitas ikan yang ada di lokasi penelitian, dengan tingkat kepercayaan sebesar 89,61 %. Pengelompokan terhadap varibel penelitian berdasarkan dendogram yang terbentuk memperlihatkan kedekatan antara daerah hulu dengan perairan waduk, dan dengan daerah hilir, sedangkan daerah tercemar sebagai daerah ekstrem mengelompok tersendiri. Hasil penelitian dilapangan dan studi pustaka terhadap komunitas ikan di Sungai Citarum mendapatkan informasi adanya jenis-jenis ikan yang sudah punah atau sudah jarang, namun masih dapat ditemukan di daerah-daerah tertentu. Keberadaan ikan paray (Rasbora sp) dan lalawak (Puntius bramoides) pad a bagian hilir Sungai Citarum antara S. Cipamingkis dan S. Ci Beet di daerah Kerawang memperlihatkan adanya mekanisme ekologis yang mendukung keragaman komunitas ikan di S.Citarum. Anak-anak S. Citarum yang tidak tercemar tersebut memiliki peran penting dalam mendukung fungsi ekologi sungai dan menjadi altematif habitat bagi komunitas ikan yang ada. Upaya pengelolaan dan konservasi habitat bagi komunitas ikan di S. Citarum harus segera dibangun, mengingat seluruh segmen sungai yang ada tidak dijaga secara khsusus sebagai daerah perlindungan bagi komunitas ikan yang ada. Komunitas ikan yang masih ada dengan beberapa segmen sungai yang masih baik perlu mendapat perhatian agar kelestariannya dapat terus dipertahankan. Upaya pengelolaan yang dilakukan dapat dimulai dengan menetapkan kawasan konservasi perairan yang dikelola bersama dengan masyarakat seperti dengan menerapkan sistem lubuk larangan atau suaka perikanan. Bentuk-bentuk konservasi yang didasari dari kearifan lokal dinilai cukup efektif untuk dapat di terapkan di S. Citarum. Bukti nyata keberhasilan pengelolaan lubuk larangan di sungai-sungai di Sumatera dapat menjadi rujukan dalam upaya konservasi ikan di S. Citarum.

Item Type: Monograph (Technical Report)
Uncontrolled Keywords: Anthropogenic, Diversity, Fish community, Citarum River
Subjects: Natural Resources & Earth Sciences > Limnology
Depositing User: - Lukman Budiman
Date Deposited: 06 Sep 2024 02:57
Last Modified: 06 Sep 2024 02:57
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/22151

Actions (login required)

View Item
View Item