Meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang dengan metode role play berbasis kartu bergambar pada siswa SMK

Kemampuan berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang paling sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Pengajaran kemampuan berbicara bahasa Jepang di SMKN 1 Teluk Kuantan pun dilakukan dengan pendekatan komunikasi, yaitu dengan metode role play. Instruksi role play diucapkan oleh guru atau bebas sesuai ide siswa dengan ketentuan sesuai dengan pokok bahasan pelajaran. Akan tetapi cara pengajaran ini belum mampu meningkatkan kemampuan berbicara para siswa. Untuk itu peneliti bermaksud mengadakan perbaikan pengajaran dengan cara mengganti instruksi role play dari lisan menjadi kartu role play bergambar. Perbaikan ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bahasa Jepang melalui penggunaan kartu role play bergambar sebagai media pembelajaran dan dilaksanakan dalam 2 siklus, menggunakan teori Kemmis dan MC Taggart dengan langkah-langkah (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan (acting), (3) Pengamatan (observing), (4) Refleksi (reflecting). Data diambil menggunakan observasi, dokumentasi, dan tes lisan. Hasil dari penelitian ini diketahui terdapat peningkatan pada nilai ketuntasan siswa dan nilai rata-rata kelas. Pada fase awal sebelum tindakan rata-rata kelas untuk kemampuan berbicara adalah 58.08, pada akhir siklus I persentase ketuntasan siswa sebesar 61.54% (cukup) dengan rata-rata nilai kelas sebesar 62.88, dan pada akhir siklus II persentase ketuntasan siswa sebesar 92.31% (sangat baik) dengan rata-rata nilai kelas sebesar 80.38. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kartu role play bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang.