Meningkatkan ketrampilan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran abad 21 melalui supervisi menejerial di sekolah binaan Kecamatan Rimbo bujang tahun 2022

Supervisi Menejerial adalah serangkaian kegiatan Pengawas dalam upaya memberikan bantuan profesional kepada Guru agar terjadi perubahan pada pengelolaan dokumen administrasi yang berupa perangkat pembelajaran yang lebih baik di satuan Pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan rencana dan program yang dimiliki satuan pendidikan. (Kusnandar:2007) memfasilitasi dan mengembangkan kemampuan guru melalui supervise menejerial dalam membina, membimbing dan melatih Sekolah agar guru di sekolah dapat mencapai tujuan pembelajaran, bahwa salah satu budaya pembinaan adalah semua kegiatan baik secara tehnik, metode, strategi dan model pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan sumber daya manusia, dalam hal mengelola pembelajaran yang lebih baik, secara terus menerus dengan tidak meninggalkan administrasi guru dan tenaga Kependidikan lainnya baik yang bersifat personal maupun yang bersifat proporsional. Berdasarkan hasil supervisi, observasi dan wawancara ternyata pengelolaan dokumen guru masih pada kategori cukup (50-75) sebagai tindak lanjut akan dilakukan kegiatan ilmiah melalui Penelitian Tindakan. Jenis penelitian, penelitian ini adalah penelitian Kualitatif tentang kemampuan guru dalam mengelola dokumen pembelajaran secara bertahap, metode yang digunakan dalam pembinaan dan pembimbingan menggunakan metode pendampingan langsung secara berkala di sekolah sebagai salah satu variable, tehnik pembinaan melalui observasi wwancara secara terbuka adapun tehnik studi dokumen sebagai bentuk administrasi dan Instrumen berupa dftar ceklis pengmatan berbagai admiistrasi pembelajaran dengan skor maksimal 4 akan dijadikan sebagai variable bebas. Data berupa diskripsi hasil kerja menyusun program supervisi menejerial yang dilakukan guru dijadikan sampel. Program supervisi menejerial sebagai produk kemampuan kerjanya dibuktikan dengan hasil pengamatan sesuai program supervisi. Untuk studi dokumen dibuktikan dengan menggunakan instrument yang diisi oleh Kepala sekolah, yang setiap itemnya diberi rentangan skor 1, 2, 3, 4, 5 dengan katagori 1 = kurang, 2 = sedang, 3 = cukup, 4 = baik 5 = baik sekali. (PKB-pengawas 2017: 41). Dengan instrument tersebut dapat ditunjukkan kemampuan dan hasil diperoleh sebanyak 100 yang dibedakan menjadi sangat rendah = 0 – 25, rendah = 25 – 50, sedang = 50 – 75, cukup , 75 – 85 , baik dan 86 – 100. Sangat baik Jumlah akumulasi perolehan skor siklus II dari 10 guru (738), rata-rata (73,8), kategori kurang (0%), kategori sedang (0%), kategori Cukup 6 guru (42,48%), Kategori Baik 4 (28,48%) dengan demikian kegiatan siklus kami hentikan karena sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, sedangkan kelengkapan perangkat Pembelajaran dari hasil Observasi baik dan tetap ditindak lanjuti dengan pemantauan. Pendampingan berkelanjutan dengan tujuan menjaga kondisi yang sudah diperoleh. Dan item yang pelaksanaannya banyak mengalami kesulitan adalah menyusun program supervisi Menejerial yang mempertimbangkan latar belakang kebutuhan jabatannya, latar belakang potensinya dan sumberdaya pendidikan yang mendukung keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan pembinaan model tutorial secara direktif instruktif dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah untuk menyusun program supervisi menejerial di sekolahnya masing-masing. Dengan harapan penulisan ini dapat bermanfaat bagi pengawas Pembina khususnya pengawas sekolah umumnya, kepala sekolah dapat termotivasi untuk membuat program supervisi menejerial sekolahnya.