Identifikasi proses konveksi di Pulau Jawa, Bali dan Lombok berbasis data curah hujan TRMM rata-rata 3 jam-an

Dalam wilayah Pulau Jawa, Bali dan Lombok serta lautan sekitarnya terbentuk delapan klaster curah hujan 3 jam-an. Pola curah hujan di delapan klaster tersebut menunjukkan keanekaragaman proses pembentukan hujan. Klaster 5, Klaster 6 dan Klaster 7 sama dengan Klaster 4, adalah klaster daratan dengan pola curah hujan yang mencapai puncaknya pada sore hari (pukul 09.00 UTC). Pola seperti ini diidentifikasi sebagai hasil proses konveksi termal. Diferensisasi suhu permukaan akibat perbedaan insolasi menaikkan massa udara dari permukaan daratan ke level atas. Massa udara yang naik mengalami kondensasi untuk selanjutnya membentuk awan dan kemudian menurunkan hujan. Puncak curah hujan terjadi lebih lambat sekitar dua jam dibandingkan waktu terjadinya insolasi maksimum (pukul 05.00 UTC-pukul 07.00 UTC). Klaster 1,2 dan 3 adalah klaster-klaster di pantai dengan pola curah hujan disebut pola late night, yaitu pola curah hujan yang mencapai puncaknya pada dini hari (pukul 21.00 UTC). Proses konveksi yang dapat diidentifikasi dari pola curah hujan dengan puncak yang terjadi dini hari, adalah proses konveksi akibat proses pendinginan yang terjadi di daratan sementara lautan mempunyai suhu lebih tinggi, sehingga mendorong terjadinya updraft yang selanjutnya terjadi pembentukan awan dan hujan. Klaster-klaster dengan pola yang serupa, tapi dengan jumlah curah hujan yang berbeda harus melibatkan proses skala mikro.