Hubungan reaksi emosional mahasiswa semester pertama dengan tingkat kelulusan praktikum anatomi berbasis cadaver

Emosi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu setelah adanya stimulus yang berasal dari dalam maupun luar dirinya. Mahasiswa kedokteran tahun pertama biasanya mengalami berbagai reaksi emosional dan perasaan campur aduk, ketika mereka bertemu cadaver untuk pertama kalinya di ruangan praktikum atau ruang pembedahan. Berdasarkan data kelulusan yang diperoleh dari Medical Education Unit (MEU) Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, tingkat efektivitas perkuliahan anatomi dari tahun ajaran 2014/2015 hingga tahun ajaran 2016/2017 hanya mencapai 53,63% angka ini menunjukkan bahwa hanya setengah dari kelas setiap tahunnya mampu lulus mata kuliah subblok anatomi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan reaksi emosional mahsiswa semester pertama dengan tingkat kelulusan praktikum anatomi berbasis cadaver. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 142 responden diperoleh dengan menggunakan total sampling dari seluruh mahasiswa semester pertama angkatan 2019 yang mengikuti subblok anatomi biomedik 2 tahun ajaran 2019/2020. Pengambilan data menggunakan kuesioner penilaian reaksi emosional mahasiswa cadaver yang telah divalidasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak 31,2% mahasiswa yang lulus praktikum anatomi mengalami emosi positif, sedangkan 25% merasakan emosi negatif. Sementara 68,8% dan 80% mahasiswa masing-masing mengalami emosi positif dan negatif dinyatakan tidak lulus ujian. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan reaksi emosioal dengan tingkat kelulusan praktikum anatomi berbasis cadaver, dengan nilai Chi Square hitung=0,096 dan p=0,793 pada signifikansi 0,050. Jadi dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara reaksi emosional dengan tingkat kelulusan praktikum anatomi berbasis cadaver pada mahasiswa semester pertama angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura.