Puerperium dan skor kondisi tubuh sapi peranakan simmental pada ketinggian tempat yang berbeda

Endri, Musnandar and Bayu, Rosadi (2022) Puerperium dan skor kondisi tubuh sapi peranakan simmental pada ketinggian tempat yang berbeda. Journal of Livestock and Animal Health, 5 (1): 5. pp. 23-28. ISSN 2655-4828

[thumbnail of Jurnal_Endri Musnandar_Universitas Jambi_2022-5.pdf]
Preview
Text
Jurnal_Endri Musnandar_Universitas Jambi_2022-5.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (132kB) | Preview

Abstract

Puerperium adalah periode mulai melahirkan sampai organ-organ reproduksi kembali ke kondisi fisiologis dan histologis yang normal dalam keadaan tidak bunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi status puerperium dan skor kondisi tubuh pada sapi Peranakan Simmental (PS) yang dipelihara pada ketinggian tempat yang berbeda. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode survey di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tebo (dataran rendah-sedang) dan Kabupaten Kerinci (dataran tinggi). Sampel dipilih secara purposive sampling dengan kriteria induk sapi PS pasca melahirkan, induk yang dipilih diperkirakan minimal mempunyai 75% darah Simmental berdasarkan penampilan eksteriornya. Setiap daerah dengan tinggi yang berbeda masing-masing diambil 20 ekor sampel. Induk yang memiliki masa puerperum lebih dari 60 hari dikategorikan mengalami gangguan reproduksi (gangrep). Untuk menilai kondisi kesehatan secara keseluruhan dilakukan pemeriksaan Skor Kondisi Tubuh (SKT). Data SKT disajikan dalam bentuk rataan ± standar deviasi. Perbedaan lama puerperium dan SKT dianalisis dengan uji-t, sedangkan proporsi induk yang mengalami gangguan reproduksi dilakukan uji khi- kuadrat. Semua perhitungan statistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dataran rendah-sedang gangrep terjadi pada 70% induk lebih banyak dibandingkan dataran tinggi yaitu 25% (P<0,05). Masa puerperium sapi PS di daerah dataran rendah sedang rata-rata 116,4 ± 19,2 hari lebih lama dibandingkan daerah dataran tinggi (71,6 ± 11,7 hari; P<0,05). Nilai SKT induk sapi PS yang mengalami gangrep lebih rendah dari nilai SKT induk sapi PS yang normal (P<0,05). Di dataran rendah-sedang pada induk yang normal SKT 3,10 ±0,32 dan SKT gangrep 2,17± 0,29, sedangkan di dataran tinggi nilai SKT yang normal 3,07 ± 0,26 dan SKT gangrep 2,30 ±0,4.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Sapi, Peranakan simmental, SKT, Ketinggian, Puerperium, Cattle, Simmental crossbred
Subjects: Agriculture & Food > Animal Husbandry & Veterinary Medicine
Depositing User: Djaenudin djae Mohamad
Date Deposited: 30 Aug 2023 03:55
Last Modified: 30 Aug 2023 03:55
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/20845

Actions (login required)

View Item
View Item