Teknik perbanyakan in vitro skala laboratorium

M.lmelda and S.Sastrapradja and N. Sumiasri and P. Deswina and T. Kuswara and T.Setyowati and lsnindaryati and Mulyana and Sanusi and N.Burhana and Haerudin and T. Sudarna and Sukarsih and Munadjat (1997) Teknik perbanyakan in vitro skala laboratorium. Technical Report. Pusat Peneltian dan Pengembangan Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong, Bogor. (Unpublished)

[thumbnail of Laporan Teknik_Bioteknologi LIPI_M Imelda_3-19_1996-1997.pdf]
Preview
Text
Laporan Teknik_Bioteknologi LIPI_M Imelda_3-19_1996-1997.pdf

Download (399kB) | Preview

Abstract

Dalam rangka memenuhi kebutuhan bibit unggul tanaman HTI dalam jumlah besar secara berkesinambungan, perlu dikembangkan teknik perbanyakan vegetatif in vitro dan ex vitro yang efektif dan efisien khususnya bagi jenis-jenis mangium (Acacia mangium), sengon (Paraserianthes falcatarias, sungkai (Peronema canescens), matoa (Pometia pinnata) dan meranti (Shorea leprosula. S. pinanga. S. stenoptera). Sebagai proyek lanjutan, penelitian tahun ini meliputi aklimatisasi planlet mangium dan sengon melalui manipulasi lingkungan fisik in vitro dan melalui kultur fotoautotropik (pencahayaan yang tinggi, peningkatan C02. tanpa zat pengatur tumbuh dan gula). Selain itu dikembangkan pula teknik in vitro (meneliti pengaruh hormon BAP, Thidiazuron(TDZ). Kinetin, GA3, 2,40 dan IAA) untuk multiplikasi tunas sungkai dan meranti, induksi dan perbanyakan kalus meranti dengan meneliti pengaruh kombinasi berbagai hormon seperti BAP, TDZ, Kinetin, GA3, 2.4D dan IAA. Regenerasi embrioid matoa asal anter juga diteliti dengan menggunakan kertas saring, glutamin dan ABA. Di samping itu diteliti pula pengaruh hormon perangsang akar (IBA dan IAA) dan kelembaban (60, 70, 75 dan 90%) terhadap pertumnbuhan stek S. leprosula dan pertumbuhan sungkai melalui stek akar dengan 3 ukuran diameter (0,2-0,5; 0,6-0,8 dan 0.9-1 cm). Hasilnya menunjukkan bahwa aklimatisasi melalui manipulasi lingkungan fisik in vitro berhasil 61 % pada mangium dan 40 % pada sengon. Keberhasilan aklimatisasi meningkat menjadi 100 % melalui penerapan kultur fotoautotropik. Tunas tidur sungkai berhasil dipecahkan pada media WP + 10-25 mg/l BAP atau WP+ 5-10 mg TDZ. Multiplikasinya diperoleh pada media serupa yang diberi 0, 1-0,5 mg/l GA3 dan dikurangi unsur makronya (20%). Tunas tidur S. leprosula dipecahkan pada media WP+ 2 mg/l BAP, dan kultur daun asal embrio S. stenoptera berhasil membentuk tunas ganda media WP+ 2 mg/I BAP. Kalus non embriogenik dapat diinduksi dari tangkai daun S. pinanga serta kotiledon dan anter S. stenoptera. Regenerasi embrioid matoa dapat ditingkatkan menjadi 30 % dengan penggunaan kertas saring pada media 1/2 WP walaupun tanpa glutamin dan ABA. Pertumbuhan stek batang S. leprosula paling baik pada kombinasi perlakuan kelembaban 90% dan IBA 0,5% sedangkan stek akar sungkai yang paling baik pertumbuhannya adalah yang berdiameter 0,9-1 cm.

Item Type: Monograph (Technical Report)
Uncontrolled Keywords: Acacia mangium, Paraserianthes falcataria, Laboratory scale, In vitro, Propagation, Techniques, Peronema canescens, Pometia pinnata, Shorea leprosula, S. pinanga, S. stenoptera
Subjects: Natural Resources & Earth Sciences > Forestry
Depositing User: - siti Elly
Date Deposited: 04 Nov 2023 07:23
Last Modified: 04 Nov 2023 07:23
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/20767

Actions (login required)

View Item
View Item