Hamdi Saipul (2014) Kajian peningkatan kandungan aerosol stratosfer akibat letusan gunung berapi. Berita Dirgantara Majalah Ilmiah Semi Populer, 15 (2): 1. pp. 40-49. ISSN 1411-8920
Jurnal_Hamdi_LAPAN_2014.pdf
Download (5MB) | Preview
Abstract
Indonesia memiliki 82 gunung berapi aktif yang berjejer di sepanjang Sumatera hingga Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Halmahera, Jika meletus berpotensi menyemburkan aerosol hingga ke stratosfer, dan dapat terdistribusi ke tempat yang jauh dan luas mengikuti sirkulasi global. Tulisan ini disusun untuk mengkaji peningkatan aerosol stratosfer sebagai dampak dari beberapa letusan gunung berapi baik yang berada di Indonesia maupun di luar Indonesia. Salah satu dampak debu dan aerosol gunung berapi adalah menahan laju sinar matahari sehingga terjadi pendinginan global. Hal ini pernah terjadi pada 1816, yaitu satu tahun setelah letusan Gunung Tambora (1815), sehingga disebut sebagai year without summer. Letusan Gunung Merapi (2010) dan Kelud (2014) juga menghasilkan debu dan aerosol vulkanis yang menyebar hingga ratusan kilometer dari pusat letusannya. Selain menahan pancaran sinar matahari dan menyebabkan pendinginan global, aerosol vulkanis juga dapat bereaksi dengan oksigen dan uap air membentuk aerosol sulfat yang berdampak pada hujan asam. Peningkatan kandungan aerosol stratosfer dipercaya akan memberikan dampak jangka panjang terhadap iklim di Indonesia secara khusus, atau iklim dunia secara global.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Stratosfer, gunung berapi, aerosol vulkanis, stratosphere, natural disasters |
Subjects: | Taksonomi LAPAN > Sains Antariksa dan Atmosfer > Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan > Sains Teknologi Atmosfer > Lingkungan Atmosfer |
Divisions: | LAPAN > Deputi Sains Antariksa Dan Atmosfer > Pusat Sains Antariksa |
Depositing User: | - Aullya - |
Date Deposited: | 02 Nov 2023 03:21 |
Last Modified: | 02 Nov 2023 03:21 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/20746 |