Bambang Budi Utomo (2017) Berkembang dalam toleransi :situs percandian. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta.
Situs Percandian Bumiayu-Berkembang dalam Toleransi.pdf - Published Version
Download (52MB) | Preview
Abstract
Sejumlah penelitian telah dilakukan oleh (Pusat Penelian Arkeologi Nasional atau Balai Arkeologi Sumatera Selatan, dalam penelitian itu berhasil ditampakkan sembilan kelompok bangunan yang semula terlihat sebagai gundukan tanah. Selain bangunan, ditemukan pula beberapa arca, baik dari batu putih atau batu hitam, seperti arca Siwa, Agastya, Nandi, Stambha, serta lima arca tokoh. Sebuah kendi berisi lempengan emas bertulis --sekarang disimpan di Museum Balaputradewa-- juga ditemukan. Di lempengan itu tertulis nama-nama Dewa Bumi, Dewa Api, atau Akaśa. Hasil penelitian menyimpulkan, berdasarkan tinjauan paleografis terhadap batu bertulis dan berhias yang ditemukan, Situs Percandian Bumiayu diduga berasal abad ke-9 sampai 13 Masehi. Temuan artefak-artefak keramik Tiongkok masa Dinasti Sung (abad ke-10 sampai 13 Masehi) pun turut mendukung kesimpulan itu. Ada pendapat, dalam rentang waktu tersebut, Situs Percandian Bumiayu menunjukkan tiga tahap perkembangan sejarah, budaya, dan agama. Yaitu, periode abad ke-9 sampai 10 Masehi, periode abad ke-10 sampai 12 Masehi, serta periode abad ke-13 Masehi. Setelah persoalan kronologi ini, hasil penelitian menyimpulkan bahwa Situs Percandian Bumiayu, selain berlatar agama Hindu, juga mengindikasikan adanya aliran Tantris (Agama Buddha).
Item Type: | Book |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Arkeologi, Kebudayaan, Sejarah kuno, Archaeology, Archaeological Site |
Subjects: | Social and Political Sciences Social and Political Sciences > Archaeology |
Divisions: | OR_Arkeologi_Bahasa_dan_Sastra |
Depositing User: | - Muhammad Indra |
Date Deposited: | 26 Oct 2023 23:45 |
Last Modified: | 26 Oct 2023 23:45 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/20673 |