Suhartini, Meri and Darwis, Darmawan and Rekso, Gatot Trimulyadi and Suliwarno, Ambyah and Puspitasari, Tita and Nuryanthi, Nunung and Pangarteni, Dewi Sekar and Sudradjat, Adjat and Priyatno, Santoso and Yasin, Mamat (2018) Laporan Teknis 2017: Prototipe Produk Polimer Iradiasi. Technical Report. PAIR-BATAN.
Dr. Ir. Meri.PDF
Download (16MB) | Preview
Abstract
Pencangkokan merupakan teknik untuk meng• gabungkan selulosa yang berperan sebagai matriks dengan polimer sintetik dengan gugus fungsi tertentu. Pada penelitian ini selulosa dicangkok dengan metode teknik iradiasi • simultan menggunakan sumber Cobalt 60 dan pra iradiasi menggunakan menggunakan mesin berkas elektron 2 MeV, selanjutnya diberi gugus fungsional sulfonat. Sampel hasil sintesis kopolirner Selulosa- Glisidil Metakrilat (GMA) -Sulfonat dikarakterisasikan dengan FTIR, DSC, SSA dan SEM. Diperoleh basil persen pencangkokkan Selulosa• GMA efisien pada dosis 40 KGy dan konsentrasi monomer GMA sebesar 107.62%. kodisi optimum sintesis Selulosa-GMA-Sulfonat yaitu pada suhu 80°C dengan konsentrasi lN. pada kondisi optimum larutan ion logam Pb dalam proses adsorpsi yaitu pada pH 7, waktu kontak 150 menit dan konsentrasi 15 ppm sehingga diperoleb kapasitas adsorpsi sebesar 9,7863 mg/g. isotherm adsorpsi yang sesuai untuk adsorben Selulosa• GMA-Sulfonat dipelajari dan diperoleh adalah model isotherm Langmuir dengan nilai regresi 0,974. Kinetika adsorpsi adsorben Selulosa-GMA-Sulfonat diperoleh mengikuti orde reaksi pertama. Berdasarkan basil yang diperoleh, adsorben kopolimer Selulosa GMA termodifikasi Sulfonat dapat rnenyerao ion logam Pb dengan baik. 2. SINTESIS
ADSORBENT Pb2"13ERBASIS MINERAL ALAM ZEOLIT. Proses adsorpsi
menggunakan zeolit sebagai adsorben merupakan salah satu proses yang ekonomis, efek• tif dan efisien untuk menghilangkan atau mengurangi konsentrasi ion logam berat di da• lam sistim perairan. Untuk meningkatkan sifat fisik, kimia dan kapasitas adsorpsi zeolit maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan adsorben zeolit termodifikasi (ZLS• AMO). Modifikasi zeolit alam dengan poliakrilonitril dilakukan dengan cara polimerisasi in situ monomer akrilonitril (AN) dengan konsentrasi AN sebesar 30% dalam emulsi air dan mencangkokannya pada zeolit dengan menggunakan teknik radiasi gamma pada do• sis 100 kGy dan laju dosis 2kGy/j. Selanjutnya kopolimer difungsionalisisasi melalui proses amidoximasi pada suhu 80°C selama 3 jam sehingga dihasilkan adsorben hibrid ZLS-AMO. Selain itu, pengujian kesetimbangan isoterm dan kinetika terhadap ZLS• AMO juga dilakukan. Hasil sintesis menunjukkan bahwa kadar pencangkokan PAN da• lam zeolit sebesar 20% dan densitas amidoxime yang dihasilkan rata-rata sebesar 5,04
mmol/g. Uji kapasitas adsorpsi ZLS-AMO terhadap ion Pb2
menunjukkan kapasitas ad•
sorpsi dan efisiensi ZLS-AMO lebih tinggi daripada zeolit tanpa modifikasi (ZLS) pada konsentrasi tinggi. Dari persamaan garis yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa proses
adsorpsi ion logam Pb2
pada zeolit Lampung Selatan mengikuti kesetimbangan Isoterm
Langmuir dan Freundlich dan kinetika reaksi mengikuti reaksi pseudo orde kedua dimana difusi adsorbat terjadi melalui bidang batas permukaan adsorben (film diffusion). 3. PENGARUH OLIGOKHITOSAN DAN BIOFERTILIZER TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA PADA FASE VEGETATIVE. Kitosan iradiasi (oligokitosan) adalah kitosan dengan berat molekul (Mw) rendah yaitu 2 X 104 Dalton yang diperoleh melalui iradiasi kitosan menggunakan sinar gamma. Sebagai zat pemercepat tumbuh tanaman dan mencegah penyakit yang disebabkan oleb jamur, bakteri dan kapang, oligokitosan lebib efektif dibantingkan dengan kitosan (berat molekul tinggi yaitu 2-6 X 105). Biofertilizer merupakan pupuk alami yang mengandung bakteri antagonis seperti trichoderma yang efektif untuk menekan pertumbuban bakteri patogen yang ada di dalam tanah sebingga tanaman terbindar dari penyakit. Oligokitosan dapat meningkatkan produktivitas tanaman cabe menjadi 2 kali dibandingkan dengan kontrol. Kombinasi oligokitosan dan biofertilizer dapat memberikan efek sinergistik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada tahun 2016 telah dilakukan aplikasi
kitosan iradiasi produk PAIR BAT.AN pada fase pembibitan tanaman lada di Kabupaten Bangka Tengah menggunakan sistem pot untuk mendapatkan konsentrasi optimal dan kondisi penggunaan yaitu keadaan tanaman normal dan tanaman terkena penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kitosan pada fase pembibitan tanaman lada berpengaruh posistifterhadap pertumbuhan benih dan daya tahan terhadap penyakit. Bibit lada yang diberi kitosan iradiasi dengan konsentrasi 50 ppm menunjukan hasil yang terbaik. Dari parameter perlakukan optimum yang dihasilkan pada tahun 2016 maka pada tahun 2017 dilanjutkan dengan uji lapang untuk mengetahui efek kitosan pada pertumbuhan awal fase vegetatif. Hasil Beberapa parameter yang diuji yaitu tinggi sulur panjat, Jumlah cabang produksi, jumlah sulur panjat, lingkar batang sulur panjat tanaman lada. Diharapkan kombinasi perlakuan kitosan dan biofertilizer menjadi suatu cara budidaya tanaman lada khususnya di daerah Bangka Belitung untuk meningkatkan produktifitas dan mencegah penyakit tanaman khususnya penyakit kuning, busuk pangkal batang dan busuk akar yang disebabkab oleh jamur. 4. TEKNOLOGI PEMBUATAN BARAN SLOW RELEASE MULTI FUNGSI UNTUK PUPUK UREA BERBASIS POLIMER ALAM CIDTOSAN DENGAN TEKNIK RADIASI. Sifat bulk density
- durabilitas - penyerapan air pupuk urea yang dilapisi bahan polimer iradiasi. Telah dil•
akukan pengujian sifat bulk density- durabilitas - penyerapan air pupuk urea yang dilap• isi bahan polimer yang di iradiasi. Bahan polimer yang digunakan adalah pati, PVA, akrilamida dan kitosan. Pengikatan silang bahan polimer dilakukan dengan iradiasi sinar gamma pada dosis 20 kGy. Pupuk urea yang sudah dilapisi polimer alam dengan per•
bandingan polimer I urea = 9 : 1, dicetak menggunakan alat pelletizer dengan kecepatan
rendah sehingga menghasilkan pupuk pellet urea yang optimal. Hasil yang diperoleh nilai bulk density 0,57 g/ml, durabilitas 0,95 dengan waktu perendaman 10 detik daya serap air sebesar 25,6 %. Waktu perendaman optimal pupuk pellet urea hingga larut sempurna yaitu selama 200 detik.
Item Type: | Monograph (Technical Report) |
---|---|
Subjects: | Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi > Bidang Industri |
Divisions: | BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi IPTEK > BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi |
Depositing User: | Administrator Repository |
Date Deposited: | 18 May 2018 04:23 |
Last Modified: | 02 Jun 2022 03:17 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/2031 |