Distribusi spasial dan temporal konsentrasi koarbon dioksida dan metana di Indonesia tahun 2003-2005 hasil observasi Sciamachy

Wiwek Setyawati and Afif Budiyono (2010) Distribusi spasial dan temporal konsentrasi koarbon dioksida dan metana di Indonesia tahun 2003-2005 hasil observasi Sciamachy. In: "Seminar Nasional Sains Atmosfer 2010" Kontribusi Sains Atmosfer dalam menghadapi Perubahan Iklim Indonesia, 16 Juni 2010, Bandung.

[thumbnail of Prosiding_Wiwiek_LAPAN_2010.pdf]
Preview
Text
Prosiding_Wiwiek_LAPAN_2010.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview

Abstract

Karbondioksida (CO2) dan metana (CH) merupakan salah satu dari gas rumah kaca (GRK) yang ditengarai bertanggung jawab terhadap pemanasan global di muka bumiKebakaran hutan/lahan dianggap sebagai salah satu penyebab tingginya konsentrasi CO₂ dan CH, di Indonesia. Studi ini menggunakan data konsentrasi total kolom CO2 dan CH, dari hasil pengolahan data sensor SCIAMACHY milik ENVISAT, sedangkan data titik api yang merupakan indikator kebakaran lahan/hutan diperoleh dari data satelit NOAA milik NASA dari tahun 2003-2005Hasil analisis data menggunakan metode statistik menunjukkan pada tahun 2003 maksimum CO₂ ditemukan di propinsi Gorontalo (384 ppm) dan minimum CO₂ di propinsi Nangroe Aceh Darussalam (364 ppm), sedangkan maksimum CH, ditemukan di propinsi Riau (1,749 ppm) dan minimum CH, di propinsi Kepulauan Bangka Belitung (1,699 ppm)Pada tahun 2004 maksimum CO₂ ditemukan di propinsi DKI Jakarta (399 ppm) dan minimum CO₂ di propinsi Papua (368 ppm), sedangkan maksimum CH, ditemukan di propinsi Bengkulu (1,745 ppm) dan minimum CHdi propinsi Kepulauan Bangka Belitung (1,691 ppm)Pada tahun 2005 maksimum CO₂ ditemukan di propinsi Gorontalo (387 ppm) dan minimum CO, di propinsi Sulawesi Selatan (371 ppm), sedangkan maksimum CH, ditemukan di propinsi Banten (1,813 ppm) dan minimum CH, di propinsi Nusa Tenggara Timur (1,686 ppm)Pada tahun 2003 maksimum titik api ditemukan di propinsi Kalimantan tengah (11.086) dan minimum titik api di propinsi Maluku (6)Pada tahun 2004 maksimum titik api ditemukan di propinsi kalimantan Tengah (18.177) dan minimum titik api di propinsi Maluku dan propinsi Maluku Utara (6)Sedangkan pada tahun 2005 maksimum titik api ditemukan di Riau (27.854) dan minimum di propinsi Bali (2).

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: CO₂, CH4, kebakaran hutan, titik api.
Subjects: Natural Resources & Earth Sciences > Forestry
Atmospheric Sciences > Meteorological Data Collection, Analysis, & Weather Forecasting
Taksonomi LAPAN > Sains Antariksa dan Atmosfer > Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan > Sains Teknologi Atmosfer > Teknologi Pengamatan Atmosfer
Divisions: LAPAN
Depositing User: - Aullya -
Date Deposited: 02 Oct 2023 01:20
Last Modified: 02 Oct 2023 01:20
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/19913

Actions (login required)

View Item
View Item