Pengaruh kebakaran hutan terhadap kualitas udara di Kalimantan Tengah

Estimasi emisi polutan CO, PM10 dan SO2, dari kebakaran hutan yang terjadi pada bulan Agustus 2006 di wilayah Kota Palangkaraya, dihitung dengan menggunakan persamaan (Seiler dan Crutzen, 1980). Dari hasil perhitungan menunjukkan urutan emisi polutan terbesar sebagai berikut; polutan CO mengeluarkan emisi sekitar (4-10) ton, PM10 sekitar (0.2-1.8) ton dan SO₂ sekitar (0.1-0.8) ton. Dispersi atau penyebaran polutan CO dari kebakaran hutan yang terjadi pada tanggal (3-7) Oktober 2006 di wilayah Kalimatan Tengah rata-rata menyebar ke arah barat laut. Penyebaran polutan sangat dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin. Kejadian kebakaran hutan pada saat itu menghabiskan lahan seluas 50 ha dengan kecepatan angin sekitar 6 m/det dan arah angin berasal dari tenggara menuju barat laut. Pengaruh kebakaran hutan terhadap kualitas udara dilihat dari nilai Indeks Standar Pencemar Udara/ ISPU. Dari hasil terlihat bahwa nilai ISPU untuk bulan Oktober jauh lebih tinggi dengan ISPU rata-rata yang mencapai nilai 850 dibandingkan pada bulan Desember dengan ISPU rata-rata bernilai 16. Nilai baku mutu untuk polutan PM, adalah 150, sehingga mengakibatkan kategori kualitas udara pada bulan Oktober 2006 rata-rata adalah "berbahaya", dengan polutan kritisnya pada PM10. Dengan demikian kebakaran hutan yang terjadi pada bulan Agustus dan Oktober tahun 2006 di wilayah Kota Palangkaraya sangat berpengaruh pada kondisi kualitas udaranya.