Analisis spasial perubahan suhu udara permukaan di wilayah Indonesia berbasis data satelit

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis perubahan suhu udara permukaan di Indonesia pada periode Oktober 2002 Februari 2010 secara spasial dan analisis korelasi antara data satelit dengan data stasiun. Penggunaan data satelit bertujuan untuk mendapatkan analisis secara spasial yang dapat memperlihatkan perubahan suhu di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan baik kenaikan maupun penurunan suhu udara permukaan dianalisis secara spasial dengan menghitung slope mulai dari tahun 2003 - 2009 dengan menggunakan data bulanan dari data AIRS (Atmospheric Infrared Sounder). Hasil koefisien korelasi yang diperoleh antara data AIRS dan stasiun secara berurutan di daerah Blangbintang (Aceh), Belawan dan Polonia (Medan), Tabing (Padang), Tanjung Karang (Bandar Lampung), Supadio (Pontianak), Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi dan Manado adalah 0.46, 0.75, 0.74, 0.65, 0.57, 0.47, 0.66, 0.43, 0.84 dan 0.64. Daerah yang mempunyai kesamaan pola dan selisih nilai yang paling kecil antara data stasiun dengan AIRS adalah Banyuwangi. Suhu udara permukaan Indonesia (5 LU 11 LS dan 95" BT 141 BT) tertinggi terdapat pada Januari 2010 dengan nilai 28.07°C, sedangkan suhu terendah adalah Agustus 2008 dengan nilai 25.85°CSecara umum, Indonesia mengalami kenaikan trend suhu dari Januari 2003 sampai dengan Februari 2010 dengan persamaan y=0.002048x+ 24.487069.