Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap iklim di daerah perkotaan Yogyakarta

Iklim mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan manusia, baik aspek fisis, biologis dan budaya. Iklim adalah jumlah atau sintesis dari data cuaca tercatat selama periode yang panjang. Iklim cenderung berubah oleh ulah dan aktivitas manusia seperti urbanisasi, deforestasi, industrialisasi, dan oleh aktivitas alam seperti pergeseran kontinen, letusan gunung api, perubahan orbit bumi terhadap matahari, noda matahari, dan peristiwa El Nino. Tulisan ini mencoba menganalisis perubahan penggunaan lahan yang terjadi di daerah perkotaan Yogyakarta dan perubahan unsure iklim yang menyertainya. Adapun unsur iklim yang dianalisis adalah suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan. Data yang digunakan adalah Peta Penggunaan Lahan kota Yogyakarta dan sekitarnya dari Tahun 17651825, 1959 dan 1996. Peta Penggunaan Lahan tahun 1959 dan 1996 merupakan hasil interpretasi foto udara tahun yang sama. Analisis yang dilakukan adalah analisis spasial dan temporalHasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan yang sangat signifikan terhadap penggunaan lahan pertanian sebesar 50,07% selama 238 tahun atau 0,2% pertahun. Pertambahan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan pertanianPertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang berpengaruh terhadap kualitas udara. Beberapa perubahan dari parameter iklim yang dapat dicatat antara lain fenomena "urban heat island" yang telah terjadi di Yogyakarta (intensitas urban heat island antara 1-1,5°C), curah hujan bulanan dan jumlah hari hujan daerah perkotaan yang lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya, serta kandungan unsur hujan yang lebih banyak dibandingkan hujan di daerah pinggiran.