Pemanfaatan bakteri deinococcus radiodurans sebagai bioremediasi pencemaran limbah radioaktif pembangkit listik tenaga nuklir

Kebutuhan energi listrik Indonesia meningkat rata-rata sebesar 18% setiap tahun. Namun, pasokan bahan bakar fosil sebagai sumber energi listrik tidak sebanding dengan peningkatan kebutuhan terhadap energi listrik saat ini. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif pengganti bahan bakar fosil yakni energi nuklir. Pemerintah bermaksud membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada tahun 2016 di wilayah sekitar Muria. Tapi, rencana pemerintah ini mengatasi banyak hambatan. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan dampak buruk dari limbah nuklir. Limbah yang disimpan pada penyimpanan berlapis yang ditempatkan didalam tanah masih memungkinkan terjadinya kebocoran. Bocornya limbah radioaktif ini sangat berpengaruh bagi kelestarian lingkungan. Untuk itu, diperlukan suatu inovasi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Hal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan bakteri sebagai agen bioremediasi. Bakteri yang digunakan adalah Deinococcus radiodurans. Bakteri ini diyakini dapat membantu membersihkan tanah dan air yang terkontaminasi oleh 10 juta kubik yard limbah radioaktif di USA. Mekanisme yang digunakan bakteri ini adalah dengan menjerap radioistop yakni Fe-55 dan Sr-90 yang mencemari tanah dan air. Oleh karena itu, bakteri D. radiodurans akan dijadikan sebagai salah satu elemen dalam pembangunan instalasi penanganan limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dengan sistem bioreaktor basah In Situ dan Sistem Poros Kontak Biologis.