Pemanfaatan lateks karet alam dan beberapa senyawa kopolimer olefin untuk aditif peningkat indeks viskositas minyak lumas otomotif

Roza Adriany and Emi Yuliarita (2009) Pemanfaatan lateks karet alam dan beberapa senyawa kopolimer olefin untuk aditif peningkat indeks viskositas minyak lumas otomotif. Proceeding seminar nasional daur bahan bakar 2009: C9. pp. 1-4. ISSN 1693-4687

[thumbnail of 27 Proceeding_Roza_BATAN_2009.pdf]
Preview
Text
27 Proceeding_Roza_BATAN_2009.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Aditif peningkat Indeks Viskositas minyak lumas otomotif yang biasa digunakan antara lain adalah senyawa polimetakrilat dengan berat molekul tinggi; polialkilmetakrilat; polimer Hidrokarbon dengan beratmolekul tinggi seperti poliolefin, polidiena, polistirena yang dialkilasi dan juga polyester dengan berat molekul tinggi. Pembuatan beberapa senyawa yang digunakan sebagai aditif Peningkat Indeks Viskositas dijelaskan dalam tulisan ini. Selain dari pada itu, tulisan ini juga menjelaskan penelitian yang sedang dilakukan yaitu pembuatan aditif Peningkat Indeks Viskositas (PIV) minyak lumas otomotif berbahan dasar Lateks Karet Alam (LKA) yang dikopolimerisasi dengan Stirena. Pembuatan aditif dilakukan dalam reaktor berskala laboratorium. Reaksi kopolimerisasi LKA-Stirena ini menggunakan inisiator Benzoil Peroksida, dengan suhu reaksi80 ℃ dan waktu reaksi 3 jam. Larutan kopolimer yang dihasilkan kemudian dilarutkan dalam pelarut Silena dengan konsentrasi kopolimer 15%, 30% dan 50%. Masing-masing larutan ini selanjutnya dilarutkan lagi dalam minyak lumas dasar HVI 160 dengan perbandingan 50:50. Produk larutan ini disebut sebagai aditif induk. Aditif induk ini selanjutnya digunakan sebagai aditif peningkat indeks viskositas dalam minyak lumas dasar HVI 160 dengan konsentrasi penambahan aditif 2,5%. Beberapa modifikasi pembualan aditif kopolimerlateks karet alam telah dilakukan yaitu : modifikasi 1: Kopolimer dibuat dalam bentuk lembaran film dan kemudian dilakukan pencucian dengan Ascton dan Metanol untuk menghilangkan homopolimer yang juga ikut terbentuk selama reaksi kopolimerisasi. Kopolimer ini ternyata sulit larut dalam pelarut Silena. Modifikasi II : Kopolimer dibuat dalam bentuk lembaran film dan kemudian langsung dilarutkan dalam pelarut Silena tanpa melakukan penghilangan homopolimer terlebih dulu. Kopolimer ini juga sulit larut di dalam pelarut Silena. Modifikasi IlI:Kopolimer langsung dilarutkan dalam pelarut Silena pada saat masih berbentuk cairan yang mengandung sejumlah air, hasilnya aditif dapat larut dalam Silena dengan konsentrasi aditif 15%, 30% dan 50% Modifikasi IV: Kopolimer langsung dilarutkan dalam minyak lumas dasar HVI160 tanpa melalui pelarutan dengan Silena, hasilnya adalah terjadi emulsi dengan bagian atas berwana coklat dan bagian bawah berwama putih. Analisis sifat fisika kimia seperti analisis gugus fungsi dengan FT-IR, pengujian titik nyala dan pengujian indeks viskositas telah dilakukan untuk memantau kualitas produk aditif yang dibuat. Dari ketiga modifikasi yang dilakukan diperoleh indeks viskositas aditif induk sebesar 202. Penambahan aditif dalam minyak lumas dasar menghasilkan nilai indeks viskositas paling tinggi sebesar 104 (untuk aditif yang dilarutkan dalam 15% silena). Nilai ini lebih tinggi dibanding indeks viskositas minyak lumas dasar sebelum ditambah aditif yaitu 97. Hasil pengujian terhadap titik nyala dari masing-masing aditif yang dibuat dan hasil blending 2,5% aditif dalam minyak lumas dasar menunjukkan nilai yang memenuhi persyaratan spesifikasi minyak lumas yaitu diatas 200 derajat C.

Item Type: Article
Subjects: Energy > Environmental Studies
Divisions: OR_Pertanian_dan_Pangan > Teknologi_Tepat_Guna
Depositing User: Sdr Atam Ependi
Date Deposited: 10 Jul 2023 02:52
Last Modified: 10 Jul 2023 02:52
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/18627

Actions (login required)

View Item
View Item