Artefak Neolitik di pulau Weh: bukti keberadaan Austronesia presejarah di Indonesia bagian Barat

Ketut, Wiradnyana (2012) Artefak Neolitik di pulau Weh: bukti keberadaan Austronesia presejarah di Indonesia bagian Barat. Naditira Widya, 6 (1): 1. pp. 1-15. ISSN 1410 - 0932

[thumbnail of 79] Text
79 - Published Version

Download (41kB)
[thumbnail of Jurnal_ketut_Balar_2012.pdf]
Preview
Text
Jurnal_ketut_Balar_2012.pdf

Download (430kB) | Preview

Abstract

Abstrak. Hinga kini peninggalan artefak masa neolitik di Indonesia bagian barat sangat sulit ditemukan, sehingga
sejumlah ahli arkeologi meragukan adanya aktivitas pendukung budaya Austronesia di kawasan ini. Namun, kapak batu yang ditemukan di situs Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang menunjukkan karakteristik morfologis dan teknologi alat batu neolitik. Berdasarkan jenisnya yang berupa kapak lonjong, kapak persegi dan belincung menunjukkan aktivitas kebudayaan prasejarah Austronesia pernah berlangsung di Pulau Weh. Fakta tersebut menguatkan asumsi adanya migrasi masyarakat pendukung budaya Austronesia ke Pulau Weh. Oleh karena
masih terbatasnya data pembabakan kronologis prasejarah di Pulau Weh, maka penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan karakteristik kapak batu yang ditemukan di kawasan Indonesia bagian barat lainnya. Hasil kajian
ini menunjukkan bahwa Pulau Weh memiliki posisi geografis strategis yang potential sebagai daerah kunjungan dan
lingkungan yang menguntungkan untuk lokasi pemukiman. Di lain pihak, kapak batu Pulau Weh menunjukkan
karakteristik yang khas berupa perkawinan morfologi dan teknologi antara kapak lonjong dan kapak persegi.

Until today, it is hard to find neolithic artefacts in the western region of Indonesia; therefore, a number of archaeologists doubt that Austronesian cultural activities had occurred in this region. However, stone adzes found in Loyang Loyang Mendale and Loyang Ujung Karang indicates morphological and technological characteristics of neolithic stone tools. The stone tools were identified as rectangular adze, hand adze and ‘belincung’ type adze, which proved that Austronesian-prehistoric-culture was practiced in Pulau Weh.
This fact strengthens the assumption on the migration of Austronesian people to Pulau Weh. The present study
is carried out by comparing the characteristics of stone adzes found in other regions of western Indonesia, since
Pulau Weh lacks data on prehistoric chronological stages. The result indicates that Pulau Weh has a strategic
geographical position potential visit destination and favorable environment for settlement locations. On the other
hand, the stone adze of Pulau Weh shows a particular characteristic of a morphological and technological marriage between rectangular adze and hand adze.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: kapak lonjong, kapak persegi, belincung, teknologi neolitik, Austronesia, migrasi, pemukiman rectangular adze, hand adze, ‘belincung’ type adze, neolithic technology, Austronesian, migration, settlement
Subjects: Social and Political Sciences > Archaeology
Depositing User: Anif Maulidiawati
Date Deposited: 27 Jun 2023 05:40
Last Modified: 27 Jun 2023 05:40
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/18552

Actions (login required)

View Item
View Item