Pengaruh penyinaran neutron cepat terhadap metabolit sekunder kalus temulawak

Zuhran Mukhri and Sutanto and Isnaeni and Sidik (1989) Pengaruh penyinaran neutron cepat terhadap metabolit sekunder kalus temulawak. Proceeding seminar seperempat abad reaktor nuklir mengabdi ilmu pengetahuan dan teknologi: 63. pp. 1-2.

[thumbnail of 63 Proceeding_Zurhan_BATAN_1989.pdf]
Preview
Text
63 Proceeding_Zurhan_BATAN_1989.pdf - Published Version

Download (399kB) | Preview

Abstract

Telah diketahui bahwa komponen-komponen minyak atsiri dan kurkuminoid mempunyai aktivits fisiologi sebagai antihepatotosik dan gangguan aliran empedu pada hewan percobaan. Kalau temulawak diperoleh dengan cara mengkulturkan tunas rimpang pada medium RN yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh 1 mg/1NAA dan 10 mg/l 6-BAP. Hasil analisis baik dengan kromatografi lapis tipis maupun kromatografi gas, untuk minyak atsiri memberikan data sebagai berikut :
a.Analisis minyak atsiri rimpang temulawak :
Dengan kromatografi gas diperoleh 32 komponen, dengan kromatografi lapis tipis diperoleh 7 komponen. Sedangkan analisis terhadap ekstrak minyak atsiri kalus kontrol, diperoleh 4 komponen. Kalus yang disinari dengan neutron cepat dalam dosis 500 dan 1000 Rad Nf masing - masing . menghasilkan 3 dan 2 komponen dengan kromatografi gas.
b. Analisis kurkuminoid ekstrak rimpang :
Dengan kromatografi lapis tipis diperoleh 2 komponen, sedang pada ekstrak kalus kontrol dan yang disinari neutron cepat dengan dosis 500 dan 1000 Rad Nf diperoleh 5 komponen. Analisis dengan spektofotometri sinar tapak terhadap ekstrak rimpang temulawak menunjukkan serapan maksimum kurkumin dan desmotoksikurkumin pada = 424 dan 429 nm. Sedangkan pada kalus kontrol dan yang disinari neutron cepat pada panjang gelombang tersebut tidak ada serapan kurkuminoid. Hal ini diduga bahwa pembentukan komponen-komponen metabolit sekunnder, baik minyak atsiri maupun kurukuminoid dalam kalus kontrol dan kalus-kalus yang disinari neutron cepat berbeda dengan yang terdapat pada rimpang temulawak.Mengingat kegunaan temulawak sebagai tanaman obat dan industri, maka penelitian temulawak secara invitro masih perlu dilanjutkan dengan mengubah beberapa kondisi.

Item Type: Article
Subjects: Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi > Bidang Kesehatan
Taksonomi BATAN > Reaktor Nuklir > Pemanfaatan Reaktor > Teknologi Berkas Neutron
Taksonomi BATAN > Reaktor Nuklir > Pemanfaatan Reaktor > Teknologi Berkas Neutron
Divisions: BATAN > Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
IPTEK > BATAN > Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
Depositing User: Sdr Atam Ependi
Date Deposited: 23 Jun 2023 03:56
Last Modified: 23 Jun 2023 03:56
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/18292

Actions (login required)

View Item
View Item