Putu, Eka Juliawati (2013) Moko sebagai mas kawin (Belis) pada perkawinan adat masyarakat Alor. Forum Arkeologi, 26 (3): 3. pp. 195-206. ISSN 0854-3232
Jurnal_Putu Eka Juliawati_BalarDenpasar_2013.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (632kB) | Preview
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan penggunaan moko sebagai belis, serta untuk mengetahui makna penggunaan moko sebagai belis dalam kehidupan masyarakat Alor. Data dikumpulkan dengan metode observasi, studi pustaka dan wawancara. Data dianalisis dengan metode deskriptif analitik mendalam diakomodasikan dalam bentuk naratif. Hasil analisis ditemukan bahwa sampai saat ini dalam perkawinan adat di Alor, moko masih digunakan sebagai belis dimana keluarga laki-laki wajib menyerahkan moko kepada keluarga perempuan yang akan dilamar. Persyaratan mengenai jenis dan jumlah moko yang digunakan berada sepenuhnya di tangan keluarga pihak wanita. Negosiasi masih boleh dilakukan pihak laki-laki hingga tercapai kata sepakat. Adapun makna penggunaan moko sebagai belis adalah makna sakralitas perkawinan, makna identitas masyarakat Alor, makna sosial dan makna konservasi
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Nekara, Moko, Belis, Perkawinan, Alor |
Subjects: | Social and Political Sciences > Archaeology |
Divisions: | OR_Arkeologi_Bahasa_dan_Sastra |
Depositing User: | Anak Agung Ayu Trisnadewi |
Date Deposited: | 22 Jun 2023 08:51 |
Last Modified: | 22 Jun 2023 08:51 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/18254 |